Pengadilan Kuatkan 'Tukang Sampah' Pemilik Sah
Minggu, 24 Juli 2011 – 21:41 WIB
Budi juga merasa aneh dengan kasus tanahnya yang terus digugat berulang-ulang kali oleh orang yang sama. Budi menduga ada "permainan" pejabat pertanahan yang dapat memblokir sertifikat tanahnya. "Saya khawatir ada oknum pejabat pertanahan yang ikut 'bermain' di kasus tanah saya," tandas Budi.
Budi menambahkan, tanah miliknya tersebut sangat bernilai. Bila saja dijual, tanah yang berdekatan dengan daerah Kanal Banjir Timur (KBT), harganya bisa mencapai puluhan milyar.
Untuk diketahui, gugatan tanah berawal ketika Hindarto Budiman, sebagai penggugat I dan Theodorus Dicky Daeng sebagai penggugat II di Pengadilan Negeri Jakarta Timur mengajukan gugatan kepemilikan tanah ke PN Jaktim. Dalam gugatan No.177/Pdt.G/2010, dijelaskan, tanah di Jalan DI Panjaitan, Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur adalah milik pengugat. Hal itu berdasarkan Akte Jual Beli No.1132 / 1989 / Jatinegara, 30 November 1989.
Tanah seluas 6.935 m2 itu juga telah tercatat pada sertifikat Hak Milik No.98 / Cipinang Besar, pada 10 Mei 1972, atas nama Erna Eman Bhudi. Pada sidang perdata dengan agenda mediasi di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, penggugat pernah menawarkan akan membeli tanah tersebut. Atas permintaan tersebut, Budi sang "tukang sampah" merasa heran," katanya milik dia (Bos Benhil, red), kok malah mao membeli ke saya. Ini menandakan dirinya tak yakin kalau itu tanah dia," ujarnya.
JAKARTA - Budi Purnama yang akrab disapa "tukang sampah" membuktikan dirinya pemilik sah tanah seluas seluas 6.147 m2 di jalan DI Panjaitan,
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS