Pengadilan Tinggi Kuatkan Hukuman Atas Miranda
Rabu, 23 Januari 2013 – 22:00 WIB
JAKARTA - Upaya banding yang diajukan Miranda S Gultom tak membuahkan hasil. Sebab, Pengadilan Tinggi Tipikor DKI tetap menghukum terdakwa perkara suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank indonesia (DGS-BI) itu dengan tiga tahun penjara plus denda Rp 100 juta. Sebelumnya majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta menyatakan Miranda bersama-sama Nunun Nurbaeti bersalah karena memberi tavel cek kepada anggota DPR RI terkait pemilihan DGS BI pada Juni 2004. Miranda pun dihukum tiga tahun penjara dan denda Rp 100 juta, atau setahun lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK.(ara/jpnn)
Juru Bicara Pengadilan Tinggi (PT) DKI, Achmad Sobari mengungkapkan, majelis banding yang diketuai Asnahwati dengan hakim anggota Moh Hatta dan As'adi Al Ma'ruf, menganggap putusan tingkat pertama atas Miranda sudah dilakukan dengan cermat berdasarkan bukti yang sah. Karenanya majelis banding dalam putusannya pada 13 Desember 2012 lalu menganggap putusan Pengadilan Tipikor Jakarta atas Miranda tak bisa dibatalkan
"Dan tidak ada hal baru dalam memori banding yang diajukan tim penasihat hukum. Putusan banding No. 56/PID/TPK/2012/PT.DKI atas nama Miranda Swaray Goeltom tertanggal 13 Desember 2012, isinya menguatkan putusan Pengadilan Tipikor, Jakarta," kata Sobari melalui layanan pesan singkat, Rabu (23/1).
Baca Juga:
JAKARTA - Upaya banding yang diajukan Miranda S Gultom tak membuahkan hasil. Sebab, Pengadilan Tinggi Tipikor DKI tetap menghukum terdakwa perkara
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- AIA Health X Hadir Beri Perlindungan Optimal dengan Harga Terjangkau
- Pengemudi Taksi Ini Bantu Lansia Pulang ke Rumah, Andre: Pahlawan di Jalanan
- Pekan TV Fujian dan MNC Jalin Kerja Sama, Siap Perkenalkan Budaya Quanzhou di Tanah Air
- Jebolan Indonesian Idol Ini Bakal Sepanggung Lagi di Malam Puncak Ulang Tahun MNC Group
- Terima Aspirasi Aliansi Pejuang Seleksi CPNS 2024, Paul Finsen Mayor Berharap Prabowo Turun Tangan
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa