Pengadilan Tolak Klaim 'Mantan Pacar' Nina Wang
Selasa, 02 Februari 2010 – 12:43 WIB

KAYA - Nina Wang saat masih hidup, bersama sebuah boneka yang dibuat menyerupai dirinya, lengkap dengan penampilan uniknya. Foto: Reuters.
HONG KONG - Pengadilan di Hong Kong menolak klaim seorang pakar feng shui, Tony Chan, atas kekayaan miliaran dolar milik mantan wanita terkaya Asia, Nina Wang. Sebagaimana diberitakan situs BBC, Selasa (2/2) siang WIB, pria yang mengaku merupakan mantan pacar Wang itu, sebelumnya mengklaim bahwa mendiang wanita kaya tersebut telah meninggalkan surat wasiat soal warisan untuknya pada 2006. Lam Man-hon, hakim di Pengadilan Tinggi Hong Kong menyebutkan bahwa surat wasiat tahun 2006 (yang dipegang Chan) "tidak ditandatangani oleh Nina". Sementara, surat serupa yang dibuat pada tahun 2002, menyebutkan bahwa kekayaan wanita itu diberikan pada Chinachem Charitable Foundation, lembaga kemanusiaan yang didirikan Wang dan suaminya, serta hingga kini dikelola oleh anggota keluarganya.
Nyatanya, hakim pengadilan tinggi di Hong Kong tidak percaya dengan klaim Chan, serta akhirnya mengeluarkan keputusan bahwa surat wasiat Chan tersebut palsu. Hakim pengadilan juga menegaskan bahwa surat wasiat yang valid adalah yang dibuat pada tahun 2002.
Baca Juga:
Seperti diketahui, perusahaan Chinachem milik Nina Wang disebut-sebut bernilai USD 4,2 miliar pada saat kematiannya tahun 2007 lalu. Harta milik wanita itu sendiri sebelumnya sudah sempat menjadi obyek rebutan dengan bapak mertuanya.
Baca Juga:
HONG KONG - Pengadilan di Hong Kong menolak klaim seorang pakar feng shui, Tony Chan, atas kekayaan miliaran dolar milik mantan wanita terkaya Asia,
BERITA TERKAIT
- Pegawai Bandara Mogok Kerja, 3.400 Penerbangan Dibatalkan
- Menlu China Tolak Usulan Trump soal Gaza
- Travel Rule Global Summit VerifyVASP Digelar di Bangkok
- 4 WNI Jadi Korban Kebijakan Donald Trump, Ada yang Dideportasi
- Donald Trump Berkuasa, Amerika & Hamas Berdialog Langsung Tanpa Perantara
- HNW Dukung Usulan Erdogan Soal Hak Veto di DK PBB untuk Negara Mayoritas Muslim