Pengajian Potehi

Oleh: Dahlan Iskan

Pengajian Potehi
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Maka, Dini-lah yang mendirikan kelompok pengajian itu. Empat tahun lalu. Seminggu sekali –tiap Rabu pagi waktu Eropa.

Awalnya, ustaz di pesantren ayahnyi itu yang mengisi. Sekalian mengobati rindu di kampung halaman. Lama-lama anggotanya meluas hampir ke seluruh negara Eropa.

Yang ikut pengajian hari itu ada juga yang dari Belanda dan Makedonia. Juga dari Inggris.

Ibu yang dari Makedonia itu pintar membuat pantun dan puisi. Dia membacakan pantun dadakan tentang saya: membuat saya tersipu-sipu. Namanyi: Liem Siagian.

”Anda lahir di mana, di Sumut?”  tanya saya.

”Saya lahir di Jember, Jatim,” jawabnyi.

”Di Jember tidak ada marga Siagian....”

”Ayah saya dari Balige.”

Kalau pengajian itu membahas fikih, hadis, tafsir, atau tauhid, saya pasti menolak: belum kelas saya jadi ustaz.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News