Pengajian Potehi

Oleh: Dahlan Iskan

Pengajian Potehi
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Mereka rajin mendatangi TKW. Itu justru memperkuat keimanannyi sebagai muslimah. Liem justru mendirikan aktivitas pengajian untuk TKW Hongkong. Sering mengundang penceramah dari As-Syafi’iyah, Jakarta.

”Saya dulu sebenarnya cukup mapan. Saya bekerja di perusahaan eksportir ubur-ubur,” kata Liem.

Dia pun keliling Indonesia. Ke daerah-daerah penghasil ubur-ubur. Dia juga sering ke Medan –karena pusat perusahaan itu di Medan.

”Perusahaan saya itu bangkrut,” katanyi. ”Lalu, saya putuskan menjadi TKW,” ujarnyi.

Di Hongkong itu Liem ketemu orang keturunan Makedonia. Pengusaha. Muslim. Duda dengan tiga anak.

Liem dilamar duda itu. Kawin. Diboyong ke kampung halaman suami: Labunishta, Kecamatan Struga, 15 km dari Albania. Itu desa terpencil di Makedonia.

Seluruh desa itu muslim. Sang suami pengusaha sukses: punya travel haji dan umrah. Punya banyak bus. Sang suami membangun banyak masjid di sana, termasuk di Sarajevo –di negara tetangga.

Jamaah haji dari sana pergi ke Makkah naik bus. Berhari-hari. Lewat Bulgaria, Turki, Syria, Lebanon, Sinai.

Kalau pengajian itu membahas fikih, hadis, tafsir, atau tauhid, saya pasti menolak: belum kelas saya jadi ustaz.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News