Pengakuan Anak-anak Teroris ISIS Asal Australia
"Saya pikir bisa keluar kapan saja, tetapi tidak bisa. Begitu kita masuk, kita terjebak," tambahnya.
Hoda menggambarkan hari-hari terakhir di Kota Baghouz, ketika pasukan Kurdi dan pesawat militer AS perlahan-lahan memusnahkan pertahanan terakhir ISIS itu.
Keluarga itu tinggal di dalam parit perlindungan ketika terjadi tembak-menembak di sekitar mereka.
Photo: Anak-anak Zaynab Sharrouf, Ayesha (tengah) dan Fatimah (kanan). (ABC News: David Maguire)
Saat gencatan senjata diumumkan, Hoda melarikan diri, berharap saudara-saudaranya akan mengikuti.
"Sangat sulit berjalan ke atas gunung," kata Hoda, yang tertembak kaki kirinya 18 bulan lalu.
Zaynab mengatakan pelarian tersebut merupakan perjalanan terburuk dalam hidupnya.
Dia menceritakan menghabiskan malam-malam dingin di padang pasir, bertemu tentara AS yang berjanji akan memperlakukan mereka dengan baik karena mereka orang Australia.
- Usia Penonton Konten Pornografi di Australia Semakin Muda
- Dunia Hari Ini: Israel Menyetujui Gencatan Senjata Dengan Hizbullah
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan