Pengakuan Blakblakan Terapis Pijat Plus-plus, Auuw!
Perempuan asal Purwokerto, Jawa Tengah, itu mengaku hampir tiga tahun bekerja sebagai terapis. Sebelumnya, ia bekerja di Jakarta sebagai tukang cuci piring di sebuah rumah makan kawasan Grogol, Jakarta Barat.
"Gajinya cuma Rp 900 ribu," ucap Erni.
Ia mulai bekerja di rumah makan sejak 2011-2015. Medio 2015, Erni ditawari salah satu teman sekampungnya yang bekerja sebagai terapis di Pontianak.
"Tapi sekarang teman sudah pulang, karena menikah," ungkapnya.
Karena diiming-imingi penghasilan besar, Erni pun tergiur. "Datang waktu itu biayanya ditanggung sama bos. Saya diberi uang tiket," bebernya.
Namun, dia tak menjelaskan apakah tiket diberi cuma-cuma atau sebaliknya.
Meski sekali bekerja mendapat penghasilan besar, jasa plus-plus Erni dan koleganya tak setiap hari didatangi pelanggan.
"Tidak bisa dipastikan ramainya hari apa. Kadang ramai, kadang sepi. Kalau lagi ramai, satu orang bisa pijat dua sampai tiga tamu," terangnya.
Sudah menjadi rahasia umum, prostitusi berkedok panti pijat ada di banyak daerah di Indonesia. Salah satunya di Pontianak, Kalbar. ---Sebuah rumah
- Pontianak Optimistis Raih Juara Umum Festival Melayu Kalbar XIII 2024
- Bahasa Melayu Pontianak, Kain Kalengkang dan Arsitektur Masjid Jami Ditetapkan sebagai WBTb
- Lagi, Pontianak Meraih Penghargaan Kota Layak Anak
- Kota Pontianak Sukses Meraih Kotaku Award 2023
- Porprov XIII Kalbar, Kota Pontianak Menargetkan Juara Umum
- HR Masuk ke Hotel Bareng Teman Kencan, Dipijat, Begituan, dan Terjadilah