Pengakuan Guru soal Siswa Penganut Saksi Yehuwa yang 3 Kali Tinggal Kelas, Mengejutkan
Nah, penyebab kosongnya nilai praktik ketiga anak tersebut ialah lantaran mereka menolak bernyanyi lagu rohani yang judulnya ditentukan oleh guru pendidikan agama Kristen. "Alasannya bertentangan dengan akidahnya," ungkap Retno sesuai pengakuan guru.
Mantan kepala SMAN 3 Jakarta itu menjelaskan orang tua korban sempat meminta izin agar anaknya diperkenankan menyanyikan lagu rohani yang sesuai akidahnya, tetapi tidak diperkenankan.
Alasan penolakan guru adalah berpedoman pada kurikulum pendidikan agama Kristen, padahal Kompetensi dasar (KD) dalam kurikulum pendidikan agama Kristen justru tidak menentukan judul lagu rohani.
"KD tersebut sama sekali tidak menentukan judul lagu rohani yang harus dinyanyikan oleh peserta didik", ungkap Retno.
Baca Juga: Harapan Tiga Siswa Penganut Saksi Yehuwa yang 3 Kali Tinggal Kelas, Jawabannya Sama
Sementara itu, ketika mengunjungi rumah korban, tim gabungan mendengarkan suara anak-anak tersebut dalam kasus yang menimpa mereka, yakni tinggal kelas selama tiga tahun berturut-turut.
Ketika tim bertanya apa harapan atau keinginan ketiga anak yang 3 kali tinggal kelas itu, mereka menjawab 'hanya ingin naik kelas'.
"Saat ditanya apa lagi harapannya? Jawabannya kurang lebih sama, hanya ingin naik kelas. Ketiganya juga ingin tetap bersekolah di SDN 051 Kota Tarakan," ujar Retno.
Komisioner KPAI Retno Listyarti mengungkap pengakuan guru dari tiga siswa penganut Saksi Yehuwa yang 3 kali tinggal kelas. Faktanya mengejutkan.
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Tegaskan Peran Guru Honorer Masih Diperlukan
- Hore, 2025 Guru Honorer Bakal Diangkat jadi PNS
- Menkomdigi Meutya Hafid Sapa Guru & Siswa di Daerah 3T, Sampaikan Pesan Prabowo
- NU Care-LAZISNU & Prudential Syariah Gelar Layanan Kesehatan Gratis untuk Santri dan Guru
- 5 Berita Terpopuler: Kasus Guru Supriyani Berujung Pahit, 6 Polisi Diperiksa Propam, Begini Penjelasannya
- Mendiktisaintek Targetkan Mulai 2025 Jumlah Siswa yang Kuliah di Berkeley Meningkat