Pengakuan Ibu 3 Anak Hidup sebagai Muslim Australia Bercadar

“Agama buat saya adalah bagian yang menyatu dalam hidup saya dan dimulai dari pagi sebelum matahari terbit hingga larut malam,” ungkapnya.
Anisa mulai mengenakan cadar sepekan setelah insiden 11 September 2001 terjadi, setelah teman-temannya mengalami fitnah karena ‘menampakkan diri sebagai Muslim’.
Kejadian itu menginspirasinya untuk mempelajari Islam lebih dalam, yang membuatnya jatuh cinta kepada Nabi Muhammad dan memiliki keterikatan spiritual.
Anisa mengaku keputusannya untuk mengenakan cadar adalah atas kemauannya sendiri.
Ia berpikir malah suaminya sempat sedikit terkejut ketika ibu 3 anak ini memberitahunya tentang keputusan ini – walau pada akhirnya tetap mendukung.
Anisa menuturkan, ‘penganiayaan adalah suatu kondisi ketika anda tak punya pilihan dalam hal ini’.
“Kita punya pilihan dalam hal apapun yang kita lakukan, kita mengharapakan adanya kebebasan untuk menyertainya, dan dengan mengambilnya begitu saja, di mana kemudian kebebasan?,” ujarnya.
Walau Anisa mengaku ia tak pernah mengalami masalah karena mengenakan cadar, ia yakin, menjadi percaya diri dan berinteraksi dengan orang lain membantu mengatasi hambatan yang muncul.
Dengan adanya Muslim Australia yang menjadi anggota kelompok ISIS dan ikut berperang di Irak dan Suriah, serta pasukan Australia yang terlibat dalam
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia