Pengakuan Istri Santri Dimas Kanjeng yang Terbunuh
“Alasannya, nasi tidak boleh dimakan karena belum ada lauk-pauknya, belum matang. Alasan padepokan selalu seperti itu,” lanjut Bibi.
Nah, Ismail selalu mendesak, daripada menunggu lauk matang, kenapa tidak nasi yang ada saja disuruh makan? Yang penting ada ganjal untuk perut. Kalau nanti lauknya matang, tinggal menyusulkan.
“Lah, pidato-pidato dia, saran-saran dia yang seperti itu yang menimbulkan pro dan kontra. Dan orang-orang di sekitar Kanjeng menyebut Ismail sebagai santri kurang ajar, murtad, berani ngatur-ngatur guru,” ujarnya.
Dari situlah awal permasalahannya. Menurut Bibi, santri-santrinya yang intelek yang memanfaatkan keadaan dengan memprovokasi santri yang awam.
Diembuskan bahwa uang tidak cair karena Ismail. Karena menentang guru. Ismail dijadikan kambing hitam.
“Namun, sejak Ismail hilang, kenapa ganti Ghani yang dikambinghitamkan? Sekarang sudah gak ada Ghani (Abdul Ghani juga mati dibunuh) juga, siapa yang mau dikambinghitamkan?” ujarnya. (pri/jpg/c9/nw/jpnn)
JPNN.com - Bibi Resemjan, istri Ismail yang merupakan santri Dimas Kanjeng memberikan kesaksian atas suaminya yang meninggal dunia. Menurut
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Mensos Gus Ipul Beri Bantuan Biaya Perbaikan Rumah Kepada Korban Longsor di Padang Lawas
- ASR Komitmen Bangun Penegakkan Hukum Transparan & Adil di Sultra
- Hendri Satrio jadi Ketua IKA FIKOM Unpad
- Info Terkini OTT KPK yang Menyeret Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah
- Pertamina Eco RunFest 2024: Carbon Neutral Event untuk Kampanye Sustainable Living
- Sambut Akhir Tahun, ASDP Bakal Hadirkan Konser Musik di Kawasan BHC