Pengakuan La Nyalla Jadi Bukti Daya Rusak Fitnah ke Jokowi
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komarudin menilai pengakuan mantan kader Gerindra La Nyalla M Mattalitti soal fitnah ke Joko Widodo (Jokowi) menjadi bukti bahwa cara-cara kotor biasa digunakan dalam politik demi menjatuhkan lawan. Bahkan, fitnah pada kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 itu juga membuat Jokowi kalah telak di wilayah Madura, Jawa Timur.
"Itulah politik, apa pun bisa terjadi termasuk memfitnah orang agar orang tersebut tumbang," kata Ujang kepada JPNN, Minggu (16/12)
Pengajar di Universitas Al Azhar Indonesia itu menambahkan, fitnah memang lebih kejam dari pembunuhan. Selain itu, katanya, fitnah juga merusak demokrasi, persaudaraan, persatuan dan kesatuan.
Karena itu Ujang mengajak seluruh pihak terkait di Pilpres 2019 tidak lagi menggunakan fitnah untuk meraih kemenangan.
Direktur eksekutif Indonesia Political Review itu menegaskan, siapa pun yang nantinya menang di Pilpres 2019 akan sulit mewujudkan cita-cita luhur pendiri bangsa menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia jika fitnah masih marak.
"Sebaiknya seluruh pihak terkait berkomitmen untuk bersama-sama menolak melakukan fitnah. Ingat, kekuasaan itu bukan segalanya. Indonesia damai dan sejahtera itulah yang harus menjadi fokus utama," pungkas Ujang.
Sebelumnya La Nyalla menyampaikan pengakuan bahwa tugasnya sebagai anggota tim pemenangan Prabowo Subianto di Pilpres 2014 adalah menyebar fitnah tentang Jokowi. Namun, tokoh Pemuda Pancasila itu mengaku menyesal dan kini memilih menjadi pembela Jokowi.(gir/jpnn)
Pengamat politik Ujang Komarudin menilai pengakuan La Nyalla Mattalitti soal fitnah ke Jokowi menjadi bukti cara-cara kotor biasa dipakai dalam politik.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Sowan ke Kediaman Jokowi, Sukarelawan Alap-Alap Dapat Arahan soal Ekonomi Komunal
- NasDem Mau Ajak Jokowi Bergabung? Willy Singgung Kenyamanan Pundak Surya Paloh
- Gerbong Nusantara: Jokowi Mewariskan Kebijakan yang Menyusahkan Rakyat
- Cawagub Jabar Temui Jokowi di Solo, Ini Salah Satu Isi Pembicaraan
- Prabowo Terbuka Bila Jokowi Masuk Gerindra, tetapi Tak Mau Memaksa
- Jokowi Bakal Ikut Ridwan Kamil Blusukan Jika Diajak