Pengakuan Mahfud Tak Akan Membuat Nahdiyin Tinggalkan Jokowi
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing memprediksi tingkat dukungan warga Nahdatul Ulama (NU) kepada Joko Widodo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 tak akan terpengaruh pengakuan Moh Mahfud MD soal intrik di balik penentuan calon wakil presiden (cawapres) bagi tokoh yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu.
Emrus mengatakan, Kiai Ma'ruf merupakan rais aam syuriah NU atau menjabat posisi tertinggi di organisasi bagi warga nahdiyin iyu. Selain itu, Kiai Ma’ruf merupakan ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Harus diingat, tradisi dari pesantren itu sangat menghormati senior. Sampai sekarang terpelihara dengan baik. Saya kira itu bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari ketika bertemu tokoh senior atau seorang kiai, maka umat akan mencium tangan," ujar Emrus kepada JPNN, Jumat (17/8).
Pengajar di Universitas Pelita Harapan itu menambahkan, mencium tangan seorang kiai merupakan bukti nyata santri sangat mengagumi dan menghormati seseorang yang dianggap sebagai pemimpin umat.
Meski demikian, kata Emrus, kubu Joko Widodo (Jokowi) tak cukup hanya mengandalkan ketokohan Ma'ruf jika tak mau elektabilitasnya tergerus. Pasangan petahana itu harus mampu menawarkan program yang bisa menyejahterakan warga NU maupun masyarakat pada umumnya.
"Saya kira Pak Ma'ruf pernah menggaungkan ekonomi keumatan. Saya kira figur ketokohan ditambah program meningkatkan kesejateraan, keterampilan di pesantren menjadi enterprenur selain ilmu agama, bisa mendulang suara Jokowi-Ma'ruf," pungkas Direktur Eksekutif EmrusCorner ini.(gir/jpnn)
Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing memprediksi tingkat dukungan warga NU kepada Joko Widodo - Ma'ruf Amin tak akan terpengaruh pengakuan Moh Mahfud MD.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Jokowi dan Korupsi
- 100 Hari Rezim Prabowo, Pengamat: Berupaya Lepas dari Bayang-Bayang Solo
- Temui Jokowi di Solo, KKPG Dorong Gibran Jadi Kader Golkar
- Jokowi Masuk Daftar Pimpinan Korup, PBNU: Apakah Lembaganya Kredibel?
- Sugeng Budiono Apresiasi Kritik Haidar Alwi Terhadap Survei OCCRP
- Kiai Maruf Amin Sebut Ponpes Al Falah Ploso Pabrik Kiai