Pengakuan Pengebom Kantor PDIP, Terkait dengan Foto Habib Rizieq

jpnn.com, BANDUNG - Kapolres Bogor AKBP Roland Ronaldy mengungkapkan bahwa para tersangka pelemparan bom molotov ke kantor PAC PDIP di Cileungsi, beraksi sebagai ekspresi kemarahan karena melihat foto Rizieq Shihab dibakar saat aksi massa di DPR, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Motif itu didapat dari keterangan masing-masing tersangka yang telah diamankan sebanyak tujuh orang.
Menurut Kapolres, para tersangka itu ditangkap di empat lokasi di wilayah hukum Polres Bogor.
"Keterangan masing-masing tersangka bahwa ini karena ada emosi dari masing-masing pribadi, atas adanya pembakaran foto di DPR, foto Habib Rizieq," kata dia, di Polda Jawa Barat, Jalan Soekarno-Hatta, Bandung, Selasa (25/8), seperti dilansir Antara.
Dia menjelaskan, proses penangkapan para pelaku dilakukan selama dua hari berdasarkan penyelidikan yang telah ditempuh.
Tujuh tersangka ditangkap dengan barang bukti lain yang juga disita polisi.
Namun, para pelaku yang terungkap itu hanya yang berkaitan dengan kasus pelemparan bom molotov di Kantor PAC PDI Perjuangan di Cileungsi, Bogor.
Sedangkan kasus pelemparan itu terjadi di dua titik lainnya, yakni Kantor PAC PDI Perjuangan Megamendung, Bogor, dan Kantor Sekretariat PDI Perjuangan di Cianjur.
Pak Kapolda Jabar sudah mengimbau agar semua pelaku pengeboman kantor PDIP segera menyerahkan diri.
- Hasto Ditahan KPK, Said Tegaskan tidak Ada Pergantian Sekjen PDIP
- 5 Berita Terpopuler: Ada Info Penting soal PPPK, Seleksi Tahap 3 Mendesak, Ada yang Terancam Hilang
- Begini Kalimat Masinton Tanggapi Instruksi Megawati soal Retret, Mantap!
- Kedepan, Instruksi Megawati Bisa Diarahkan ke Kader PDIP di Legislatif
- Tak Ikut Retret dan Ikuti Instruksi Megawati, Zukri Misran: Semua Kader Tegak Lurus
- Wibawa Pemerintahan Prabowo Dipertanyakan Setelah Terbit Instruksi Megawati