Pengakuan Perempuan Sasaran Aksi Cabul yang Rasis dan Merendahkan di Aplikasi Kencan

Sementara itu, mayoritas pendatang Asia ke Australia adalah laki-laki, perempuan Asia biasanya hanya mengikuti suami atau sebagai pembantu.
Setelah tiba di Australia, banyak perempuan Asia diberi pekerjaan bergaji rendah saat harus menghadapi kesulitan hidup dan tak jarang masih kesulitan dengan berbahasa Inggris.
"Penggambaran arus utama soal perempuan Asia adalah sebagai budak, sebagai pihak yang tidak memiliki kemauan sendiri," kata Dr Loy-Wilson.
"Perempuan Asia adalah budak, baik budak untuk laki-laki Asia, atau budak pada umumnya."
Dr Loy-Wilson mengatakan meski rasisme terhadap perempuan Asia pada abad ke-19 dan ke-20 didokumentasikan dengan baik di Amerika Serikat, hanya ada sedikit catatan tentang rasisme terhadap perempuan Asia di Australia.
Dia mengatakan, karena jumlah komunitas Asia di Australia lebih kecil daripada di Amerika Serikat, posisi perempuan Asia lebih rentan, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjadi sasaran.
"Saya pikir kita memiliki masalah di negara ini," kata Dr Loy-Wilson.
"Kita perlu menyadari bahwa bagi banyak perempuan Asia, mereka tidak merasa aman."
Pesan ini ditujukan kepada Sharon, seorang perempuan Australia keturunan Tiongkok yang berusia 24 tahun dan tinggal di Sydney
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Usut Dugaan Pelecehan Oknum Dokter di Malang, Polisi Kumpulkan Alat Bukti
- Polisi Usut Dugaan Pelecehan Seksual oleh Oknum Dokter di Malang
- Oknum Dokter Terduga Pelaku Pelecehan Seksual di Malang Dipolisikan Korban
- LPSK Turun Tangan di Kasus Dugaan Kekerasan Seksual Mantan Rektor UNU Gorontalo