Pengakuan Sri Mulyani soal Pertumbuhan Ekonomi 2022, Ngeri-ngeri Sedap
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengaku optimistis pada pertumbuhan ekonomi 2022 mendatang.
Menurut dia, hal itu sejalan dengan prospek perekonomian dan perdagangan dunia yang membaik.
"Meski kecepatan pemulihan antarnegara akan tergantung pada pengendalian kasus COVID-19, termasuk akses dan pelaksanaan vaksinasi, serta adaptasi kebiasaan baru di setiap negara," beber Menkeu Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Selasa (24/8).
Sri Mulyani mengatakan asumsi pertumbuhan ekonomi 2022 di antara 5-5,5 persen merupakan rentang yang potensial dapat tercapai.
"Hal tersebut dengan mempertimbangkan berbagai faktor secara komprehensif," kata dia.
Menurut Sri Mulyani, faktor yang dimaksud yakni prospek perekonomian dan perdagangan dunia yang membaik, hingga capaian pertumbuhan ekonomi domestik pada triwulan II-2021.
"Dengan perluasan vaksinasi dan penanganan pandemi yang semakin baik di Indonesia, masyarakat dan dunia usaha semakin yakin melaksanakan aktivitas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," tutur Sri Mulyani.
Berkaca dari pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2021 yang mencapai 7,07 persen, Sri Mulyani menyebut pemulihan ekonomi yang kuat sangat mungkin tercapai jika kasus COVID-19 dapat dikendalikan.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengaku optimistis dengan pertumbuhan ekonomi 2022, namun sejumlah faktor masih membayangi laju
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- Hilirisasi Mineral, Strategi Utama Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8%
- YLKI: Diskon Listrik 50% Beri Manfaat untuk Daya Beli dan Pemulihan Ekonomi Masyarakat
- PPN Naik 12 Persen, Jauh Lebih Tinggi Dibanding Negara ASEAN Lain
- Buntut PPN 12 Persen, Pemerintah Bebaskan PPH ke Pekerja Padat Karya
- Alumni ITB Diimbau Mendukung Target Pertumbuhan Ekonomi Nasional 8%