Pengakuan Terdakwa Suap PLTU Riau soal Permintaan Dirut PLN
Akhirnya Johannes dan PLN menyetujui hitung-hitungan itu. Hanya saja, proyek PLTU Riau-1 tidak berjalan karena belum ada negosiasi tentang operator yang melakukan pemeliharaan.
Pada negosiasi terakhir, kata Johannes, PLN meminta penguasaan atas pemeliharaan setelah masa 15 tahun. Sedangkan investor meminta mengelola pemeliharaan selama 20 tahun.
"Tapi belum diputus, karena keburu OTT (operasi tangkap tangan, red),” ucapnya.
Johannes mengaku menyesal dengan sistem itu. Padahal, dia ingin membangun listrik di Riau dengan harga murah.
Namun, Johannes justru mengeluarkan uang lebih banyak karena perusahaannya menanggung kewajiban PT PJBI. "Kalau tahu seperti ini ya saya tender saja tadinya. Kalau tender saya punya harga yang murah dan saya enggak usah kenal mereka. Kalau seperti ini pengeluaran membengkak," pungkasnya.(rdw/JPC)
Johannes B Kotjo yang menjadi terdakwa perkara suap mengungkapkan, Dirut PLN Sofyan Basir menolak sistem tender pada proyek PLTU Riau-1.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sambut Investasi Apple di Indonesia, Pemerintah Diimbau Perkuat 4 Hal Ini
- Lewat Cara ini, PLN IP Siap Raih Peluang di Pasar Global
- Hore, Mulai 1 Januari dan Februari Ada Diskon 50 Persen Tarif Listrik
- PLN UIP3B Sumatra UPT Palembang Dorong Pemberdayaan Perajin Kain Songket
- Kolaborasi PLN UIP KLT dan BPN Telah Terbitkan 239 Sertifikat Aset
- Peringati Hari Disabilitas Internasional, PLN Gandeng Alunjiva Gelar Synergy Fest 2024