Pengalaman di Solo tak Jamin Sukses di Ibukota
Kamis, 30 Agustus 2012 – 18:09 WIB
JAKARTA -- Pengamat Kebijakan Publik dari Sekolah Tinggi Ekonomi Keuangan Perbankan Indonesia (STEKPI), Agung Nur Fajar, menilai warga Jakarta tengah dilanda sindrom "Satria Piningit" menjelang pemilukada DKI Jakarta putaran kedua, 20 September 2012.
Menurutnya,saat ini warga Jakarta lebih condong untuk mencari pemimpin baru dengan harapan mendapatkan pemimpin yang lebih baik dari sebelumnnya. "Walaupun pemimpin baru tersebut belum diketahui dengan pasti bagaimana pengalamannya di Jakarta. Saat ini yang sedang menjadi Satria Piningit-nya adalah Jokowi-Ahok karena saat ini sedang diunggulkan (dalam pemilukada DKI)," kata Agung Nur Fajar saat menjadi pembicara diskusi publik bertema "Sindrom Satria Piningit" di STEKPI, Jalan Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (30/8).
Dijelaskan Agung, Satria Piningit adalah seorang ksatria yang tersembunyi, tidak terlihat, belum memiliki kemampuan dan pengalaman di satu daerah seperti halnya Jokowi yang belum terbukti mampu menjadikan Jakarta lebih baik namun diunggulkan masyarakat.
Dia menegaskan, bila sindrom Satria Piningit sudah terjadi maka masyarakat saat ini sedang tidak berdaya atau pasrah. Sehingga lebih memilih atau selalu mencari yang baru.
JAKARTA -- Pengamat Kebijakan Publik dari Sekolah Tinggi Ekonomi Keuangan Perbankan Indonesia (STEKPI), Agung Nur Fajar, menilai warga Jakarta tengah
BERITA TERKAIT
- Politikus Senior PDIP Ini Nilai Megawati Nakhoda NKRI, Hasto Adalah Jangkarnya
- Megawati Sebut Mundur Lebih Terhormat daripada Dipecat, Sindir Jokowi?
- HUT ke-52 PDIP: Megawati Perintahkan Kader Bonding dengan Rakyat
- Pemerintah Pertimbangkan Melantik Dahulu Kepala Daerah Tak Bersengketa di MK
- Dituding Berperan Memenangkan Istri di Pilkada Serang, Mendes PDT Merespons
- Megawati Anggap Ganjar Sudah Benar Bersikap Tolak Kedatangan Israel ke Indonesia