Pengalaman Dua Kali Bertemu Khadafi
Oleh Djoko Susilo*
Minggu, 27 Februari 2011 – 07:47 WIB
MUNGKIN saya termasuk wartawan Jawa Pos yang cukup beruntung. Sepanjang yang saya tahu, selain Ibu Nany Wijaya (kini direktur PT Jawa Pos, Red), saya adalah yang paling sering melakukan liputan ke luar negeri. Salah satu kebiasaan Pak Dahlan Iskan adalah memberikan penugasan mendadak ke wilayah sulit dan harus berhasil. Tidak ada istilah kata sulit atau tidak bisa untuk penugasan jurnalistik di Jawa Pos.
Waktu itu, September 1986, saya sudah satu bulan di Pakistan, mondar-mandir di Kota Karachi dan Islamabad. Semula saya ditugasi meliput kekisruhan politik antara Benazir Bhutto melawan diktator Jenderal Zia ul Haq. Kebetulan juga terjadi pembajakan pesawat Pan Am ke Karachi. Umur saya baru 25 tahun dan saya baru setahun menjadi wartawan Jawa Pos. Jadi, nekat saja ketika Pak Dahlan menugaskan ke Pakistan untuk meliput krisis politik di sana.
Baca Juga:
Saya hampir sebulan ketika suatu hari menerima teleks dari Surabaya. Maklum, saat itu komunikasi belum secanggih sekarang. Tidak ada BBM (BlackBerry Messenger), dan faksimili masih jarang. Telepon antara Pakistan dan Surabaya juga susah sekali. Satu-satunya alat komunikasi yang lancar ialah teleks. Pesan teleks yang saya terima dari Pak Dahlan singkat saja: Saya minta Anda cari jalan ke Iran atau Libya, jangan pulang ke Surabaya dulu.
Pusing kepala saya menerima pesan pendek itu. Mula-mula saya menghubungi Konjen Iran di Karachi, tapi saya ditolak karena harus meminta visa di Jakarta. Akhirnya dengan penuh kenekatan saya ke Kedubes Libya di Islamabad untuk coba-coba ke Libya.
MUNGKIN saya termasuk wartawan Jawa Pos yang cukup beruntung. Sepanjang yang saya tahu, selain Ibu Nany Wijaya (kini direktur PT Jawa Pos,
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer