Pengalaman Hidup Banker ''Tervonis Mati'' Karmaka Surjaudaja (1)
Sesuai Doa, Donor Hati Datang pada Hari Ketiga
Jumat, 13 Maret 2009 – 06:46 WIB
Meski bukan kanker, penyakit yang dia derita tidak kalah gawat. Saat itu Prof Fenton Shaffner yang memeriksa Karmaka mengemukakan bahwa penyakit yang dia derita tidak ada obatnya. Pengidap penyakit itu biasanya akibat merokok dan minum-minuman alkohol.
''Padahal, saya tidak merokok dan minum alkohol. Kemungkinan karena saya sering berada dalam ruangan orang yang merokok untuk membicarakan bisnis,'' kenang pria yang dipanggil Nyao oleh cucu-cucunya itu.
Setelah berkonsultasi, dokter menyimpulkan bahwa penyebab penyakit Karmaka adalah overstress yang berkelanjutan. Sejak muda Karmaka memang dikenal sebagi pekerja keras. Pagi dia mengajar sebagai guru, siang menjadi buruh pabrik tekstil, dan malam sebagai guru les privat. Aktivitas yang terakhir membuat dia bertemu dengan istri yang mendampinginya hingga kini.
Karena memang tak ada obatnya, dokter Amerika itu menyuruh Karmaka bersama istri pulang dan menikmati sisa hidup. Namun, Karmaka tak menyerah. ''Kami ke poliklinik di Jerman, kemudian ke Jepang. Semua dokter angkat tangan,'' katanya.
Kisah hidup Karmaka Surjaudaja, chairman emeritus Bank OCBC NISP, memang penuh liku. Lahir dari keluarga miskin asal Fujian, Tiongkok, kini dia memimpin
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408