Pengalaman Hidup Banker ''Tervonis Mati'' Karmaka Surjaudaja (1)

Sesuai Doa, Donor Hati Datang pada Hari Ketiga

Pengalaman Hidup Banker ''Tervonis Mati'' Karmaka Surjaudaja (1)
Pengalaman Hidup Banker ''Tervonis Mati'' Karmaka Surjaudaja (1)
Menurut Karmaka, doa itu masih terkenang hingga kini. Ada dua hal yang dimintanya. Yang pertama, minta maaf kepada Tuhan yang ditinggalkannya sejak 1964. Yakni, ketika adiknya, Kwee Tjie Ong, meninggal dunia akibat kecelakaan beberapa hari sebelum diwisuda menjadi sarjana.

Hubungan emosional yang erat dengan sang adik membuat Karmaka "marah" besar kepada Tuhan. Sebab, demi adiknyalah Karmaka mengalah tidak masuk ITB jurusan elektro yang diidam-idamkan. Kondisi ekonomi keluarga yang pas-pasan membuat ayahnya hanya bisa membiayai pendidikan tinggi satu anak.

Karmaka bangga adiknya menunjukkan prestasi yang brilian di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia. Ketika mahasiswa lain harus ditempatkan PTT di pedesaan, adiknya justru langsung menjadi asisten dosen dan meraih beasiswa spesialis internist (penyakit dalam).

Setelah terjadi kecelakaan, Karmaka mempertanyakan keputusan Tuhan mengambil nyawa adiknya yang disayangi keluarga. "Padahal, kami sekeluarga rajin ke gereja tiap minggu," kenangnya.

Kisah hidup Karmaka Surjaudaja, chairman emeritus Bank OCBC NISP, memang penuh liku. Lahir dari keluarga miskin asal Fujian, Tiongkok, kini dia memimpin

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News