Pengalaman Menginap di Ger, Rumah Tradisional Mongolia
Televisi LCD 39 Inci Jadi Barang Kesayangan
Senin, 27 Agustus 2012 – 10:10 WIB
SEKITAR 30 persen penduduk Mongolia diperkirakan masih hidup nomaden dengan tinggal di ger. Berikut pengalaman wartawan Jawa Pos AINUR ROHMAN, yang tengah bertugas di sana, mencicipi bermalam di tenda yang terbuat dari kulit domba itu. -----
TENDA bundar milik Tserendolgor Tseeye itu hanya berdiameter 8 meter dengan tinggi 3,5 meter. Berdiri di atas padang rumput berpagar seng seluas hampir 1 hektare di Distrik Khan-Uul, 4 kilometer dari distrik utama ibu kota Mongolia, Ulan Bator, tenda itu disangga satu besi di bagian tengah.
Itulah ger, rumah tradisional Mongolia yang identik dengan sejarah panjang negeri berpenduduk sekitar 3,1 juta tersebut sebagai bangsa nomaden. Sejarah mencatat, wilayah yang kini disebut Mongolia itu dulu diperintah berbagai kekaisaran nomaden: Xiongnu, Xianbei, Rouran, Gokturks, dan beberapa lainnya. Genghis Khan kemudian mendirikan Kekaisaran Mongol pada 1206.
Kini sekitar 30 persen dari total penduduk negeri yang perekonomiannya amat bergantung kepada Tiongkok itu diperkirakan masih hidup seperti nenek moyang mereka: nomaden atau seminomaden. Tsere, sapaan Tserendolgor, seorang janda berusia 64 tahun, adalah salah satunya.
SEKITAR 30 persen penduduk Mongolia diperkirakan masih hidup nomaden dengan tinggal di ger. Berikut pengalaman wartawan Jawa Pos AINUR ROHMAN, yang
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408