Pengalaman Menginap di Ger, Rumah Tradisional Mongolia
Televisi LCD 39 Inci Jadi Barang Kesayangan
Senin, 27 Agustus 2012 – 10:10 WIB
Sebagian listrik di Mongolia dibeli dari Rusia, negeri yang amat berpengaruh bagi mereka. Rusia-lah, kala masih menjadi negeri utama di Federasi Uni Soviet, yang mendukung negeri yang mayoritas penduduknya menggantungkan hidup pada pertanian dan peternakan itu memerdekakan diri dari Tiongkok pada 11 Juli 1921.
Tiga tahun berselang, Republik Rakyat Mongolia yang komunis dideklarasikan, tentu di bawah pengaruh kuat Soviet. Bahkan, sampai sekarang pun, setelah Mongolia berubah menjadi republik parlementer, bekas partai komunis, Partai Rakyat Mongolia (MPP, sebelumnya Partai Rakyat Revolusioner Mongolia), tetap menjadi partai terbesar.
Sisa-sisa pengaruh Soviet itu juga masih terlihat jelas di lanskap bangunan Ulan Bator. Aksara Sirilik yang hampir sama dengan aksara yang digunakan di Rusia juga tetap dipakai sampai sekarang.
Selain televisi, di ger Tsere juga terdapat lemari es dua pintu, mesin cuci, dua ranjang, dan sebuah kaca besar. Di bagian tengah, ada sebuah tungku untuk memasak yang terkoneksi dengan cerobong asap. Kegiatan masak setiap pagi memang dilakukan di dalam rumah.
SEKITAR 30 persen penduduk Mongolia diperkirakan masih hidup nomaden dengan tinggal di ger. Berikut pengalaman wartawan Jawa Pos AINUR ROHMAN, yang
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408