Pengalaman Pemegang Working Holiday Visa di Australia
Faatih yang pada tahun 2014 datang ke Australia setelah mendapat gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia pernah bekerja sebagai pemetik buah, hingga pelayan restoran. Namun, berbagai pengalaman bisa dia dapatkan dan mimpinya untuk berkeliling Australia bisa terwujud.
Faatih mengisahkan, dia memutuskan untuk pergi ke Australia pada tahun 2014, setelah lulus sebagai Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia. Faatih saat itu memiliki keinginan untuk berkeliling Australia namun dengan biaya sendiri.
"Akhirnya saya memutuskan untuk mengambil Working and Holiday Visa. Lalu setelah dapat saya langsung pergi ke Australia dan sempat bekerja di beberapa bidang," jelas Faatih yang kini tengah menempuh pendidikan jenjang magister di Charles Darwin University.
Dara asli Depok, Jawa Barat itu sempat bekerja di perkebunan di daerah Brisbane-Queensland, lalu pindah ke Darwin-NT pada September 2014 dan bekerja sebagai house keeping. Dia juga sempat bekerja di restoran.
"Saya setiap jam dibayar AUD 25, satu hari bekerja 10 jam, ya sekitar AUD 250 setiap harilah," jelasnya.
Uang AUD 250 (sekitar Rp 2,5 juta) per hari dianggap Faatih cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan mewujudkan mimpinya untuk berkeliling Australia. Selama berada di Australia, dia tinggal di share house sehingga biaya hidup bisa ditekan.
Namun, sebagai pekerja, Faatih tetap harus membayar pajak tahunan. Besaran pajak di Australia disesuaikan dengan jumlah pendapatan setiap pekerja.
"Dalam setahun saya dapat bersihnya lebih dari AUD 30 ribu, sekitar AUD 32 ribu, itu setelah dipotong pajak AUD 8 ribu," jelasnya.
Visa yang dipegang Faatih hanya berlaku untuk satu tahun. Tahun 2015 dia kembali ke Indonesia. Namun, tak berapa lama dia memutuskan untuk kembali ke Australia, bukan untuk kembali bekerja, tapi untuk menuntut ilmu. Saat ini dia terdaftar sebagai mahasiswa di bidang ekonomi di Charles Darwin University.
Program Visa Bekerja dan Berlibur merupakan hasil kerjasama yang erat antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Australia sejak tahun 2009. Pada awal berlakunya kesepakatan, pemerintah kedua negara menyepakati kuota untuk program ini berjumlah 100 (seratus) orang. Namun berdasarkan hasil kunjungan Presiden RI ke Australia pada bulan Juli 2012 silam, jumlah kuota untuk Visa Bekerja dan Berlibur/Work and Holiday berjumlah 1.000 orang
Informasi tentang Working Holiday Visa ini bisa dilihat di situs Kedubes Australia di Indonesia juga Ditjen Imigrasi Kemenkum HAM RI.
Tertarik untuk berlibur sekaligus bekerja di Australia?
Sejak tahun 2012, Indonesia dan Australia sepakat untuk membuka kesempatan bagi 1.000 pemuda dari kedua negara untuk bekerja sekaligus berlibur melalui
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat