Pengalaman Salat Idul Fitri di Ulan Bator, Mongolia

Ketemu "Mescid" Kecil, Jamaah Rela Berdesak-desakan

Pengalaman Salat Idul Fitri di Ulan Bator, Mongolia
Suasana sholat Idul Fitri di Masjid di kawasan Temor Zam, Ulan Bator, Mongolia, 19/08. Jamaah masjid berasal dari Kazakhstan, Turki, Iran, Afganistan dan Indonesia yang berada di Mongolia. Foto : Farid Fandi/Jawa Pos
 

Rupanya, khotbah Mustofa membuat jamaah tergerak. Mereka ramai-ramai menyumbangkan uang untuk membantu warga muslim Rohingya yang sedang mendapat cobaan. Uang yang terkumpul lebih dari 200 ribu MNT (Mongolian tugrik) atau sekitar Rp 1,5 juta).

 

Menurut Ali Asad, jamaah dari Iran yang tinggal di Mongolia, masjid di Ulan Bator itu dibangun tujuh tahun lalu oleh Komunitas Muslim Turki. Mereka kini sedang mendirikan bangunan Islamic Center di belakang masjid. Rencananya, bangunan tersebut selesai tahun depan. "Kapan jadinya, itu kami serahkan kepada Allah," ucap Ali.

 

Selain di Temor Zam, di Ulan Bator juga ada satu masjid lagi. Letaknya di kawasan Aungilin. Menurut Ali, sejak komunisme runtuh pada 1990, kegiatan keagamaan di Mongolia sedikit demi sedikit mendapatkan kebebasan. Selain masjid, beberapa gereja berdiri di ibu kota.

 

Konsentrasi masyarakat muslim juga mulai menyebar. Tidak lagi hanya terpusat di Bayan-Ulgii, provinsi yang 90 persen penduduknya keturunan Kazakstan dan beragama Islam, tapi juga ke berbagai kota lain, termasuk Ulan Bator.

Meski sejak 1990 Partai Komunis Mongolia runtuh dan kebebasan beragama dijamin, tidak mudah mencari orang Islam dan masjid di Ulan Bator, ibu kota

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News