Pengalaman Salat Idul Fitri di Ulan Bator, Mongolia
Ketemu "Mescid" Kecil, Jamaah Rela Berdesak-desakan
Rabu, 22 Agustus 2012 – 00:44 WIB
"Negeri ini menuju ke arah demokratisasi yang utuh. Pembangunan digalakkan di mana-mana," tutur Ali.
Pernyataan Ali itu dibenarkan As-Sunya, mahasiswa Fakultas Teknik National University of Mongolia."Kondisi Ulan Bator yang lebih baik adalah alasan kami mengambil kuliah di sini," ucap pemuda dari Afghanistan itu.
Mustofa menambahkan, Kedutaan Besar Turki di Ulan Bator memang sangat getol mengembangkan Islam di Mongolia. Selain mendirikan masjid, pihak Turki membangun sekolah. Ada lima SMA Mongolian Turkish (Monturk) di Mongol. Salah satunya terdapat di Ulan Bator, yang terbilang paling modern.
Setelah salat Id di masjid, saya bersama fotografer Jawa Pos FARID FANDI diantar Jandos mendatangi SMA Monturk di Aungilin, 12 kilometer dari pusat Kota Ulan Bator. Di sana rupanya sedang diadakan acara halalbihalal. Sebagian besar yang datang warga Turki. Di Ulan Bator terdapat sekitar 250 penduduk dari Turki. Hadir pula keturunan Kazakstan dan Iran.
Meski sejak 1990 Partai Komunis Mongolia runtuh dan kebebasan beragama dijamin, tidak mudah mencari orang Islam dan masjid di Ulan Bator, ibu kota
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara