Pengalaman Siswa Jepang 'Homestay' di Australia
"Ini memang hal yang menantang karena kami membantu mereka mengerjakan PR dan terkadang ada keterbatasan bahasa,” katanya.
Nene bersama dengan keluarga penerimanya, Dari kiri ke kanan, Gerard, Nene, Christy dan Linda (supplied).
Menurut catatan ABC, pada tahun 2014 ada lebih dari 18.000 pelajar internasional berusia 14 hingga 18 yang belajar di sekolah menengah di seluruh Australia. Mereka datang dari berbagai belahan dunia, tapi siswa dari China, Korea, Vietnam, Malaysia dan Jepang merupakan negara utama.
Kembali ke Jepang, orang tua Nene mengatakan mengirim anak bersekolah ke luar negeri memang hal berat. Tapi ibu Nene, Izumi, mengatakan belajar di tengah lingkungan yang bahagia akan memberi dampak positif bagi proses belajar anak perempuannya.
“Memasuki usia sebagai pelajar senior itu penting, kami ingin Nene menjalani homestay di Australia karena kami pikir Australia lebih aman daripada negara-negara lain," ujar Izumi.
"Saya pikir Nene bisa belajar dengan lebih bersemangat dan ini akan memberi dampak besar pada masa depannya," katanya.
Nene dengan Linda orang tua angkat selama menjalani masa homestay di Brisbane. (Supplied).
Ketika Nene Shimizu pertama kali tiba di Australia pada Januari 2015, ia gelisah memikirkan bagaimana tinggal bersama keluarga yang belum pernah
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan