Pengalaman Tak Menyenangkan Amanda Gorman si Pembaca Puisi Saat Pelantikan Joe Biden
![Pengalaman Tak Menyenangkan Amanda Gorman si Pembaca Puisi Saat Pelantikan Joe Biden](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2021/03/06/amanda-gorman-foto-reuters-74.jpg)
jpnn.com, WASHINGTON - Pembaca puisi saat pelantikan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Amanda Gorman buka suara terkait perlakuan rasialisme yang dia terima dalam perjalanan pulang.
ABC News melansir, pernyataan itu ditulis dalam akunnya di Twitter, Sabtu (6/3).
Amanda menceritakan pengalaman yang dilaluinya pada Jumat (5/3) malam.
Malam itu, Amanda diikuti oleh seorang petugas keamanan saat dia menuju apartemen.
Petugas tersebut mencurigai Amanda sebagai seorang penjahat.
"Ini adalah realitas gadis kulit hitam: Suatu hari Anda disebut ikon, hari berikutnya (disebut) ancaman," tulis perempuan berusia 22 tahun itu.
Satu jam setelah tulisannya tersebut, Amanda kembali melanjutkan twitnya di Twitter dengan mengatakan bahwa siapa pun yang mengatakan kebenaran dan berjalan dengan harapan adalah bahaya yang nyata dan fatal bagi kekuatan yang ada.
"Dalam arti tertentu, dia benar. Saya adalah ancaman: ancaman terhadap ketidakadilan, ketidaksetaraan, dan ketidaktahuan," lanjut Amanda.
Pembaca puisi dalam pelantikan Presiden Joe Biden, Amanda Gorman buka suara terkait rasialisme.
- Efisiensi Besar-besaran, Donald Trump Pecat 300 Pegawai Badan Nuklir
- Berkah Dermawan
- Bos Ford Motor Sebut Donald Trump Telah Mengacaukan Industri Otomotif Amerika
- AM Hendropriyono: Waspadai Sentimen SARA Operasi Penggalangan Negara Adidaya ke Masyarakat RI
- Korut Tegaskan Senjata Nuklir untuk Keperluan Tempur, Bukan Barang Tawar-Menawar
- PT Indesso Aroma Sukses Ekspor Perdana 12 Ton Vanilin ke AS, Ini Harapan Bea Cukai