Pengalaman Tak Menyenangkan Amanda Gorman si Pembaca Puisi Saat Pelantikan Joe Biden
jpnn.com, WASHINGTON - Pembaca puisi saat pelantikan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Amanda Gorman buka suara terkait perlakuan rasialisme yang dia terima dalam perjalanan pulang.
ABC News melansir, pernyataan itu ditulis dalam akunnya di Twitter, Sabtu (6/3).
Amanda menceritakan pengalaman yang dilaluinya pada Jumat (5/3) malam.
Malam itu, Amanda diikuti oleh seorang petugas keamanan saat dia menuju apartemen.
Petugas tersebut mencurigai Amanda sebagai seorang penjahat.
"Ini adalah realitas gadis kulit hitam: Suatu hari Anda disebut ikon, hari berikutnya (disebut) ancaman," tulis perempuan berusia 22 tahun itu.
Satu jam setelah tulisannya tersebut, Amanda kembali melanjutkan twitnya di Twitter dengan mengatakan bahwa siapa pun yang mengatakan kebenaran dan berjalan dengan harapan adalah bahaya yang nyata dan fatal bagi kekuatan yang ada.
"Dalam arti tertentu, dia benar. Saya adalah ancaman: ancaman terhadap ketidakadilan, ketidaksetaraan, dan ketidaktahuan," lanjut Amanda.
Pembaca puisi dalam pelantikan Presiden Joe Biden, Amanda Gorman buka suara terkait rasialisme.
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Kloning Javier
- Prabowo Pamer Kinerja Kabinetnya di Hadapan Pengusaha US-ASEAN, Begini Katanya
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer