Pengalaman Warga Asal Indonesia Memilih Caleg dalam Pemilu Australia
Bila tidak memiliki keduanya, seseorang yang sudah terdaftar sebagai pemilih dapat menjadi referensi untuk mengonfirmasi identitas pihak yang bersangkutan.
"Saya terima surat pemberitahuan tentang jadwal pemilu sejak minggu lalu, isinya mengingatkan apabila akan berhalangan hadir di TPS pada hari pemilu, maka kita harus mengisi formulir, sehingga tidak akan kena denda," kata Widha.
Dari pengalamannya beberapa kali memilih, Widha merasa bahwa Pemerintah Australia "berusaha agar para pemilih jangan sampai melewatkan pemilu".
"Pemilu di sini sama sekali tidak menyusahkan," tambahnya.
Seorang warga asal Indonesia lainnya, Dewi Anggraeni, mengungkapkan pemilih juga diberi kemudahan bila tidak dapat datang ke TPS.
"Selama ini saya selalu datang ke TPS. Tapi mungkin kali ini akan menggunakan postal vote, karena persendian saya makin tidak mau diajak antre berdiri lama-lama," kata mantan jurnalis Majalah TEMPO ini.
Postal vote merupakan salah satu pilihan cara pemilih memberikan suaranya dalam pemilu.
Menurut AEC, Anda dapat meminta untuk memberikan suara melalui pos jika tidak dapat pergi ke TPS pada hari pemilu, atau jika Anda tidak dapat tiba di TPS lebih awal.
Pengalaman sejumlah warga asal Indonesia ikut memilih dalam beberapa kali Pemilu Australia menunjukkan prosesnya sederhana dan tak berbelit-belit
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata