Pengamat: Ancaman ISIS Lebih Hebat dari Al Qaeda

"Cara mereka mencari uang adalah penjarahan, penculikan untuk tebusan, pajak bisnis, dan tentunya menjual minyak," jelas Napoleoni yang baru saja menulis sebuah buku berjudul "The Islamist Phoenix".
Ia juga menambahkan keuntungan yang didapat dari penjualan minyak ini bisa mencapai 20 miliar rupiah per harinya, yang kebanyakan dijual ke Turki atau dijual bersama dengan para warga lokal.
Napoleoni juga mengatakan sejumlah kebijakan untuk pemberantasan teror yang dilakukan oleh negara-negara barat akan berhasil.
Australia, adalah salah satu negara yang memilki kebijakan soal pemberantasan teror ini dengan undang-undang soal pengiriman pejuang-pejuang ke timur tengah.
"Undang-undang tersebut membuat warga Australia akan dinyatakan melanggar hukum jika pergi ke kawasan konflik. Tetapi hal ini belum tentu efektif. Jika ada orang yang mau pergi, ya mereka bisa pergi begitu saja," kata Napoleoni.
"Apa yang menarik dari kelompok yang menamakan diri Negara Islam ini adalah kemampuan untuk ikut mendirikan negara baru, jadi mengapa harus kembali ke Australia?" tambahnya.
Pengamat di Australia Loretta Napoleoni mengatakan kelompok yang menamakan dirinya sebagai Negara Islam, atau ISIS lebih hebat dari Al Qaeda. Kebijakan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya