Pengamat Desak Budaya Pungutan saat PPDB Segera Dipangkas
Tapi masalah sekarang, kadang harganya jauh lebih mahal atau dinaikan dari harga pasar.
Seringkali juga terjadi, sebutnya, pihak sekolah memberi rekomendasi kepada penjahit atau toko tertentu dengan upah pemesanan lebih mahal untuk pembuatan seragam sekolah.
Padahal masih banyak tempat penjahit yang lebih murah. Sedangkan wali siswa sering membandingkan harga di pasaran. Akan lebih baik kalau wali siswa diberi keleluasaan memilih sendiri.
Terpisah, Pemilik Penjahit Bodronoyo yang tak mau disebut namanya mengaku pihaknya hanya membuat baju SMP dan SMA dengan harga mulai Rp150 ribu.
"Tapi sekarang order sekolah sepi, banyak konsumen beli langsung ke toko atau pedagang musiman, karena menilai pesan di toko jahit harganya jauh lebih mahal," tuturnya.
Rido, Penjahit Hikmah Brodir di Pasar Cinde, juga mengakui, beberapa pelanggan saja yang datang untuk menjahit baju sekolah maupun olahraga.
Untuk pakaian muslim SMA dibandrol Rp90 ribu, sementara batik Rp80 ribu, batik SD Rp70 ribu. Harga yang ditawarkan ini sangat murah, setiap tahun selalu diturunkan agar pelanggan tidak lari.
“Tapi sekarang sepi sekali, karena sebulan sebelum libur sekolah sudah banyak yang datang,” ungkapnya. (bis/uni/fad/ce4)
Pengamat Pendidikan Prof Ratu Wardarita mengatakan, pungutan kepada siswi saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA/SMK dengan dalih sumbangan
Redaktur & Reporter : Budi
- Instruksi Terbaru Kemendikbudristek soal PPDB, Pemda Jangan Mengeyel
- Pemda Diminta Bentuk Satgas PPDB
- Cegah Bangku Kosong, Lestari Moerdijat Minta Syarat PPDB Disosialisasikan Secara Masif
- PPDB 2024 Jakarta: Muncul Sejumlah Masalah Teknis
- Wakil Ketua MPR Berharap Keterbukaan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru Ditingkatkan
- Mbak Ita Pastikan PPDB Semarang 2024 Bersih dari Titip-Menitip