Pengamat Dukung Langkah Menteri Bahlil Membatasi Subsidi BBM, Begini Alasannya

Pengamat Dukung Langkah Menteri Bahlil Membatasi Subsidi BBM, Begini Alasannya
SPBU Pertamina. Foto Yessy Artada/jpnn.com

Lebih lanjut Fahmy menerangkan pembatasan BBM subsidi bukan berarti menaikkan harga BBM itu yang harus diluruskan kepada masyarakat.

Jika itu tidak segera dibatasi, kata Fahmy,  maka sebaiknya pemerintah juga tidak lantas membuat kebijakan pintas menaikkan BBM untuk mengamankan APBN. Sebab, jika pemerintah menaikkan BBM justru malah akan berdampak negatif terhadap inflasi dan menekan daya beli masyarakat.

“Kalau itu tidak pernah diterapkan biasanya pemerintah mencari cara yang mudah dengan menaikkan harga BBM subsidi itu dampaknya akan cukup signifikan terhadap inflasi terhadap daya beli,” katanya.

“Kebijakan pembatasan itu sudah sangat cepat kemudian harus segera dilakukan,” pintanya.

Fahmy menekankan perlu dilakukan sosialisasi terlebih dahulu secara luas kepada masyarakat bahwa pembatasan BBM bersubsidi bukanlah menaikkan harga BBM.

“Kemudian perlu juga ada sosialisasi agar persepsi masyarakat terhadap pembatasan itu tidak keliru karena selama ini yang dipahami oleh masyarakat bahwa pembatasan subsidi itu akan terjadi kenaikan harga BBM bersubsidi padahal kan tidak semua,” katanya.

Selain itu, lanjut Fahmy, sebelum menerapkan kebijakan pembatasan BBM subsidi, ia mendorong agar Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM mekanismenya di lapangan diatur secara ketat agar tepat sasaran.

“Tetapkan dulu mekanismenya seperti apa nah baru dicantumkan dalam Perpres 191 itu yang kemudian harus diperlakukan oleh pemerintah dalam waktu dekat ini,” tukasnya.

Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi mendukung rencana Menteri ESDM) Bahlil yang akan menerapkan pembatasan konsumsi dan distribusi BBM bersubsidi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News