Pengamat Ingatkan Pentingnya Akurasi Data Pangan untuk Impor
“Jadi boleh saja dibuat kemudahan seperti itu (impor-Red), tapi pelaksanaannya harus betul-betul pada saat stok beras kita sedang menipis jadi tidak mengganggu harga petani. Kalau baru panen itu diterapkan, harga bisa anjlok, petani kita rugi,” ujarnya.
Mengenai optimisme pemerintah yang tidak akan melakukan impor beras sepanjang 2017, Hermanto tidak yakin terhadap hal itu. Menurutnya, kita masih akan impor minimal kurang lebih sama yang diimpor tahun ini.
Karena itu, menurut Hermanto, survei tetap dibutuhkan, hanya sifatnya sampling saja, secara tidak terduga.
“Kalau sekarang kan menjadi syarat, jadi prosedurnya panjang. Kalau tidak dipersyaratkan, kan bisa cepat. Kapan saja Pemerintah bisa on the spot atau random. Jadi kalau ada yang mau curang-curang pasti mikir, nanti dirandom kena, intinya harus ada sidak,” kata Guru Besar Ekonomi IPB itu. (jos/jpnn)
JAKARTA - Upaya Kementerian Perdagangan untuk melakukan deregulasi ekspor dan impor diapresiasi pengamat pertanian dari Institut Pertanian Bogor
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sertifikasi Halal Lindungi UMK dari Serbuan Produk Luar Negeri
- Kebijakan Perdagangan Karbon Indonesia di COP 29 Dinilai Bermasalah
- Bea Cukai Parepare Musnahkan Barang Ilegal Senilai Lebih Rp 2,25 Miliar, Terbanyak Rokok
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Tali Qrope dan Selang Spring Hose Jadi Sorotan di INAMARINE 2024