Pengamat: Kader Gerindra Harus Digerakkan Jadi Pemimpin
jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi kemungkinan besar gagal melaju sebagai anggota DPR periode 2014-2019. Perolehan suara Suhardi di daerah pemilihan Daerah Istimewa Yogyakarta tak mencukupi untuk membawanya duduk di kursi parlemen.
Tidak terpilihnya Prof Suhardi sebagai anggota DPR sangat mengejutkan. Kegagalan Suhardi ini dinilai sebagai bukti bahwa Gerindra sebenarnya berada di tangan satu kendali kekuasaan yakni Prabowo, seperti di dunia militer.
Menurut pengamat politik LIPI Siti Zuhro, seharusnya Partai Gerindra tidak dikelola seperti militer. "Salah Besar Prabowo jika menerapkan Parpol seperti militer. Seharusnya tidak boleh, karena akan disoroti oleh masyarakat. Justru ini menjadi pekerjaan rumah bagi Gerindra, mereka harus menunjukkan bahwa ini parpol bukan militer," katanya saat dihubungi, Minggu (5/4).
Sebagai Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo harus memimpin parpol bukan dengan cara militer. "Prabowo harus menempatkan diri bahwa parpol tak bisa diterapkan otoriter. Karena kita negara demokrasi. Seharusnya Prabowo menggojlok kader-kadernya untuk bisa menjadi pemimpin negara," katanya.
Siti Zuhro melihat kekalahan Suhardi sangatlah lucu. "Karena dia kan ketum. mungkin kurang sosialisasinya. Memang sebenarnya ketum itu seharusnya Prabowo, cuma enggak mencalonkan. Saya kira Suhardi kurang pengenalannya kepada masyarakat," tutupnya. (jpnn)
JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Suhardi kemungkinan besar gagal melaju sebagai anggota DPR periode 2014-2019. Perolehan suara Suhardi di daerah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Arogansi Pengusaha Suruh Siswa Menggonggong Lenyap saat Ditangkap, Tangan Diborgol, Lihat
- Guru Besar UI Sebut Kunjungan Prabowo ke China dan AS Babak Baru Diplomasi Indonesia
- Gempur Rokok Ilegal di 2 Wilayah, Bea Cukai Amankan Barang Bukti Sebanyak Ini
- Kinerja Pelayanan Publik Pemprov Jateng Diganjar Penghargaan dari ORI
- Saat Aktif jadi PNS Setor Uang per Bulan ke Korpri, Begitu Pensiun Susah Cairnya
- Jurus Mendes Yandri Atasi 3.000 Desa yang Masih Tertinggal