Pengamat: Kata Melukai Rakyat yang Diucapkan SBY Sulit Diterima
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai pengesahan UU Pemilu merupakan hasil proses politik yang melukai rakyat. Hal tersebut dia ungkap usai pertemuan dengan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Kamis (27/8) di Cikeas, Jawa Barat.
Nah, kata melukai rakyat yang diucapkan SBY dianggap sulit diterima akal sehat. Pengamat politik Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing mengatakan, penggunaan kata melukai rakyat dari unsur pesan komunikasi politik sebagai hiperbola seperti suara membahana yang bisa menghentakkan perasaan dan akal sehat publik. "Karena itu, ungkapan tersebut sangat menarik disimak dengan jernih, apa iya melukai rakyat?" kata Emrus, Jumat (28/7).
Salah satu isu krusial dalam pembahasan RUU Pemilu adalah ambang batas pencalonan presiden. Ada fraksi berpendapat 20-25 persen merujuk pada pemilu 2014. Ada juga yang ingin nol persen.
Menurut dia, dasar perbedaan pandangan ini sangat mudah mengurainya. Ada kecenderungan partai yang perolehan suara lebih banyak pada pemilu 2014, maka akan berada pada pilihan 20 persen kursi DPR atau 25 persen perolehan suara nasional. Sebaliknya, partai yang perolehan suara kurang menggembirakan pada pemilu 2014, lebih cendurung menginginkan ambang batas nol persen.
Artinya, kata dia, tindakan komunikasi politik seorang aktor politik sangat tergantung posisi kepentingan politik dalam suatu realitas politik.
"Dengan kata lain posisi politik aktor politik menentukan perilaku komunikasi politik. Publik harus kritis menyikapi setiap kandungan pesan komunikasi politik setiap aktor politik," ungkapnya.
Dia menilai fraksi yang menginginkan ambang batas nol persen kalah dalam pertarungan komunikasi politik di Senayan. Jika salah satu rujukannya adalah perbedaan persentase pengajuan pasangan capres-cawapres sehingga mengemuka pandangan bahwa pengesahan UU Pemilu oleh DPR-RI baru-baru ini dinilai merupakan hasil proses politik yang melukai rakyat, amat sulit diterima akal sehat.
Sebab, perbedaan persentase tersebut sama saja bahwa pengajuan pasangan capres-cawapres masih tetap terikat pada kepentingan politik partai. "Pasangan capres-cawapres belum dimerdekakan dari partai politik," tegasnya.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai pengesahan UU Pemilu merupakan hasil proses politik yang melukai rakyat. Hal tersebut
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'
- Akbar Yanuar
- SBY Hadiri Pelantikan Prabowo-Gibran, AHY: Beri Dukungan kepada Sahabatnya
- Demokrat Prioritaskan AHY Jadi Menteri di Kabinet Prabowo, Kementerian Apa?
- Ahmad Luthfi Merinding saat Bercerita soal Bu Ani dan SBY
- Jokowi Senang Transisi Pemerintahan ke Prabowo Lancar Lalu Membandingkan dari SBY