Pengamat : Koalisi Bubar Usai Pilpres
Rabu, 10 Juni 2009 – 18:25 WIB
Hal senada juga di tegaskan oleh Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani. Menurut dia, hubungan eksekutif dengan parlemen ke depan tidak akan ditentukan oleh koalisi, tapi lebih dipengaruhi oleh siapa yang jadi ketua umum partai setelah kongres, munas atau muktamar pasca pilpres.
Baca Juga:
Dalam diskusi tersebut, Muzani mengaku tertarik bila pilpres berlangsung dua putaran dan yang masuk putaran final itu pasangan Mega-Prabowo dan JK-Win. Bila itu terjadi, dia yakin Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bakal meninggalkan SBY-Boediono. "Saya yakin Partai PKS tidak akan menggunakan kacamata kuda dalam mendukung SBY-Boediono, jika itu terjadi, PKS pasti meninggalkan pasangan SBY-Boediono dan merapat ke partai lain," tegasnya.
Dalam diskusi yang sama, anggota DPD asal Sulawesi Tengah Ichsan Loulembah juga menuding elit partai politik saat ini lebih cendrung berfikir pendek dan berpihak ke capres dan partai yang akan menang dalam pemilu presiden. “Yang ingin saya katakan, elit partai beranggapan bahwa berpolitik itu sama dengan mendapat jabatan menteri. Mereka tidak peduli dengan perpecahan internal hanya gara-gara kebutuhan jangka pendek yang lima tahunan itu,” kata Ichsan Loulembah. (fas/JPNN)
JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Paramadhina Bima Arya Sugiarto menyatakan, koalisi partai politik yang saat ini terjadi tidak akan berumur
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Hasto Masih Melaksanakan Tugas Kesekjenan Sebelum KPK Mengumumkan Status Tersangka
- Soal PPN 12 Persen, Saleh PAN: Jangan Saling Menyalahkan
- Sejalan dengan Gerindra, Gemura Dukung Kenaikan PPN 12%
- Rustini Muhaimin Membantu Korban Kebakaran Kemayoran
- Gubernur Jabar Terpilih Dedi Tak Akan Bentuk Tim Transisi Jelang Kepemimpinannya
- Said PDIP Dukung Pemberlakuan PPN 12 Persen Demi Bantu Program Kerakyatan