Pengamat: Konflik Israel Palestina Berpotensi Memunculkan Aksi Terorisme
jpnn.com - JAKARTA - Konflik Palestina Israel berpotensi memunculkan reaksi beragam dari berbagai kalangan di dalam negeri, termasuk aksi terorisme.
Salah satunya dari kalangan radikal atau garis keras.
"Karakter garis keras di Indonesia itu selalu reaktif dalam menyikapi peristiwa global. Spektrum dan gradasi reaksinya bisa bermacam-macam," ujar ujar Direktur Eksekutif Yayasan Prasasti Perdamaian, Taufik Andrie di Jakarta, Sabtu (4/11).
Menurut pengamat terorisme ini, reaksi yang muncul antara lain dukungan moral dan finansial terhadap Palestina di media sosial, kecaman terhadap Israel, ajakan aksi boikot produk-produk yang terafiliasi dengan Israel dan para pendukungnya.
"Bahkan, bisa saja terjadi potensi aksi terorisme di tanah air," ucapnya.
Taufik lebih lanjut mengatakan sepakat dengan pernyataan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat memberi arahan kepada jajaran Polri agar waspada terhadap sel-sel tidur terorisme sehubungan dengan pecahnya perang Israel-Palestina.
"Bagaimanapun, dengan statement Kapolri tersebut, masyarakat dan aparat lebih peduli dan agar tidak across the line. Dalam situasi seperti sekarang ini, make sense jika kewaspadaan ditingkatkan, karena Indonesia itu sensitif terhadap isu Israel Palestina, bukan hanya hari ini, tetapi sudah sejak lama," ucapnya.
Potensi aksi terorisme itu, menurut Taufik, bisa terjadi di mana saja, termasuk kantor-kantor pemerintahan di Jakarta dari negara-negara yang mendukung aksi penyerangan Israel ke Palestina.
Pengamat Taufik Andrie menilai konflik Palestina Israel berpotensi memunculkan aksi terorisme di dalam negeri.
- INSPIRA Sebut Kapolri Sigit Bawa Perubahan di Polri
- Cegah Teror Saat Natal, Polri Sterilisasi Seluruh Tempat Ibadah
- Kapolri Minta Masyarakat Tak Memaksa Berkendara Jika Lelah Menyetir
- Kapolri Bentuk Direktorat PPA dan PPO, Positif Bagi Perempuan dan Anak
- Soroti Kasus Kekerasan Seksual Diselesaikan Lewat Pernikahan, Sahroni: Logika Keliru
- Direktorat PPA &PPO Diharapkan Dorong Peringkat Kesetaraan Gender Indonesia