Pengamat Kritik Jam Debat Pilwalkot Bandung yang Terlalu Malam

Pengamat Kritik Jam Debat Pilwalkot Bandung yang Terlalu Malam
Ilustrasi Pilwalkot Bandung. Grafis: Sultan Amanda Syahidatullah

Meski begitu, Rafih enggan menyudutkan pihak manapun terkait penentuan waktu debat publik perdana Pilwalkot Bandung. Dia hanya berharap debat malam nanti tetap berkualitas dan dapat jadi barometer masyarakat untuk membentuk pilihan.

"Yang paling penting kualitas debat, kualitas debat ini akan menguji terkait dengan performa dari setiap paslon apakah layak dipilih atau tidak," tandasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesian Politics Research & Consulting (IPRC) Indra Purnama menilai bahwa waktu debat dianggap tidak pas untuk menjaring minat masyarakat agar menyaksikan visi misi para pasangan calon.

Dia menuturkan, jadwal jam untuk debat semestinya dibuat lebih awal dari pukul 21.00 WIB. Apalagi hari yang dipilih ada di hari Rabu di mana keesokan harinya masyarakat harus tetap bekerja dan butuh istirahat.

"Saya menyoroti jamnya memang terlalu malam. Walaupun nanti disiarkan di televisi atau kanal media sosial, tapi kan harusnya ada yang menonton ketika mereka berdebat," singkat Indra.

Sebelumnya, Ketua KPU Kota Bandung Khoirul Anam Gumilar Winata telah menjelaskan alasan penentuan waktu debat.

Menurutnya pemilihan waktu itu didasari pada jam prime time dimana masyarakat sudah berada di rumah. Nantinya, debat akan disiarkan langsung di TV maupun live streaming di YouTube KPU.

"Karena jam segitu asumsinya orang sudah di rumah ya, jadi sudah santai dan itu jam orang nonton televisi, jam prime time. Sama kayak nonton bola kan, jam segitu pasnya, jam prime time," jelas Anam.

Penentuan jam debat publik perdana Pilwalkot Bandung pada Rabu (30/10) malam menuai sorotan. Sebabnya, KPU dianggap terlalu malam dalam menentukan waktu debat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News