Pengamat Menilai Pembelian BBM Subsidi Tidak Boleh Dibatasi, Ini Alasannya
Dalam konteks subsidi BBM, Haryo menyebutkan bahwa Malaysia memberikan subsidi penuh untuk kendaraan pribadi dengan BBM subsidi Oktan 95, serta menekan harga BBM non-subsidi dan Natural Gas Vehicle (NGV).
Sebaliknya, di Indonesia, pemerintah memberikan subsidi untuk BBM Pertalite dengan harga Rp 10.000 per liter, namun sekitar 40% masyarakat tidak menggunakan BBM ini karena kualitasnya dianggap kurang baik.
"Pemerintah seharusnya tidak membatasi pembelian BBM subsidi Pertalite untuk kendaraan pribadi seperti yang dilakukan Malaysia," ucapnya.
Dia menekankan bahwa tanpa adanya transportasi publik yang memadai, masyarakat menengah ke bawah terpaksa menggunakan kendaraan pribadi, meskipun mereka harus menanggung berbagai risiko dan biaya tambahan.
“Ada dua pilihan pemerintah yakni meningkatkan kualitas transportasi publik agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau memperluas subsidi BBM untuk kendaraan pribadi,” ungkap Haryo.
Dia juga menegaskan meningkatkan kualitas transportasi publik atau memberikan subsidi BBM untuk kendaraan pribadi merupakan langkah penting untuk memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat dan mengatasi masalah ketidakadilan sosial dalam transportasi. (esy/jpnn)
Pengamat menilai pembelian BBM subsidi tidak boleh dibatasi, ada sejumah alasannya
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad
- Pengamat Ingatkan Aparat Keamanan dan Intelijen Waspada Saat Prabowo Berkunjung ke Luar Negeri
- Wujudkan Efisiensi & GCG dalam Penggunaan BBM Subsidi di Perkeretaapian, KAI Gandeng BPH Migas
- FINNS & Grab Kerja Sama Hadirkan Transportasi Publik Gratis di Canggu
- Polda Maluku Ciduk Dua Tersangka Kasus Penimbunan 3,4 Ton BBM di Ambon
- Pengamat Tanggapi Pertemuan Antara Jokowi dan Prabowo, Simak
- Pengamat Puji Visi Transportasi Kota ala Tri Adhianto