Pengamat: Migran Afrika di Melbourne Alami Stigma Tak Adil

Hari Selasa (2/01), pejabat pelaksana Komisaris Kepolisian Victoria, Shane Patton mengatakan adanya anggapan berlebihan soal jumlah pemuda Afrika yang terlibat dalam kejahatan yang serius dan kekerasan, serta pelanggaran dan kekacauan publik.
"Para preman muda, penjahat muda ini, bukanlah kelompok kejahatan terorganisir seperti kelompok kejahatan terorganisir yang melibatkan migran asal Timur Tengah atau geng motor. Tapi mereka berperilaku seperti geng jalanan, jadi panggil mereka seperti itu", kata Komisaris Pelaksana Patton.
Pihak oposisi mengusulkan hukuman wajib bagi penjahat yang sudah melakukan kejahatan berulang. Mereka juga meminta pemerintah negara bagian menghapus "Youth Control Orders", sebuah hukuman alternatif yang mengharuskan para pelanggar hukum untuk terlibat dalam pendidikan atau bekerja, daripada menahannya.
Statistik kriminal menunjukkan anggapan berlebihan soal pelanggar hukum kelahiran asal Sudan dan Kenya dalam beberapa kategori.
Ada peningkatan tajam dari pelaku kelahiran Sudan yang terlibat dalam perampokan, dari jumlah 20 di tahun anggaran 2014-15 menjadi 98 dua tahun kemudian, menurut Crime Statistics Agency di Victoria.
Namun, statistik juga menunjukkan bahwa seorang warga di Victoria 25 kali lebih mungkin diserang oleh seseorang kelahiran Australia atau Selandia Baru, daripada seseorang yang lahir di Sudan atau Kenya.

Shane Patton dari Kepolisian Victoria menjelaskan pandangan soalnya kejahatan yang libatkan migran asal Afrika
Artikel ini dirangkum dan disunting dari laporan aslinya dalam bahasa Inggris, bisa Anda baca disini.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya