Pengamat Minta Aparat Waspadai Kelompok Radikal di Tengah Pandemi Corona
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta meminta TNI, Polri, dan BIN waspada serta menutup celah bagi kelompok radikal yang berpotensi membuat situasi tidak kondusif di tengah pandemi virus corona (covid-19).
Stanis menjelaskan, penanganan pandemi covid-19 yang melibatkan TNI, Polri, dan BIN menjadi peluang bagi aktor-aktor yang ingin membuat gangguan, terutama bagi pemerintah.
“Aktor tersebut ingin memanfaatkan kelengahan aparat keamanan," papar Stanis dalam diskusi virtual bertajuk New Normal: Indonesia Optimis Dan Indonesia Terserah, Kamis (4/6).
Dia mencontohkan serangan lone wolf di Polsek Daha Selatan, Kalimantan Selatan, pada 1 Juni 2020.
Menurut dia, serangan itu menunjukkan bahwa kelompok teroris memanfaatkan celah kerawanan saat pandemi covid-19.
"Ancaman dari kelompok pengusung ideologi khilafah juga terus terjadi. Penyebaran pamflet ideolofi khilafah di Kupang menjadi salah satu bukti bahwa propaganda khilafah terus dilakukan," ujar Stanis.
Stanis juga menyinggung ulah oknum eks anggota TNI AD Kasus Ruslan Buton yang melakukan propaganda agar Jokowi mundur. Menurut Stanis, sikap Ruslan Buton itu adalah salah satu gerakan yang memanfaatkan situasi pandemi covid-19.
Stanis juga memaparkan munculnya narasi-narasi yang cenderung menyudutkan pemerintah dengan menggunakan isu kebangkitan komunis di media sosial.
TNI, Polri, dan BIN diminta waspada serta menutup celah bagi kelompok radikal yang berpotensi membuat situasi tidak kondusif di tengah pandemi virus corona (covid-19).
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Jilbab IKN