Pengamat Minta Jokowi Hentikan Cawe-Cawe atau Paslon 02 Didiskualifikasi

Surya mengungkapkan apabila Jokowi, Prabowo-Gibran meneruskan pencalonannya kemudian menang Pilpres 2024, mereka hanya akan menjadi beban untuk bangsa Indonesia.Tak hanya itu, Giban ketika menjadi wakil presiden ke depan, tidak memiliki legitimasi bahkan cacat moral.
“Legitimasinya tidak ada, bahkan moral orangnya, ini akal-akalan. Akan menjadi beban buat bangsa kita. Jangan hanya bilang kalau enggak suka kepada kami jangan memilih, tidak hanya itu,” ucapnya.
Lebih dari itu, kata Surya, bila Prabowo-Gibran terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI 2024-2029 kerusuhan lebih dari tahun 1998 saat massa menuntut Soeharto mundur dari jabatan Presiden RI.
Surya menilai apa yang dilakukan Jokowi lebih parah dibandingkan dengan Soeharto.
Soeharto, lanjut Surya, mulai menunjukkan dinasti politiknya di akhir-akhir jabatan, sementara Jokowi sejak awal berkuasa.
Dalam kesempatan yang sama, Co-Founder Forum Intelektual Muda Muhammad Sutisna mengatakan demokrasi di Indonesia diambang kehancuran akibat segelintir orang.
Mereka berupaya menekan kekuatan rakyat agar tidak mengambil peranan di Pemilu 2024.
“Padahal kita tahu bahwa demokrasi itu ya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Rasanya itu jauh dari semangat penguasa saat ini,” ujarnya.
Presiden Jokowi menghentikan segala bentuk intervensi atau cawe-cawe. Demikian pula dengan pasangan Prabowo-Gibran yang juga harus mundur dari pencalonan.
- PSI Paling Dekat dengan Jokowi, Wajar Mengadopsi Partai Super Tbk
- PSI Adopsi Ide Partai Super Tbk Jokowi, Ini Kata Pakar soal Dampaknya
- Siap Bergabung, Bara JP Nilai Partai Super Tbk ala Jokowi Punya Potensi Besar
- Survei LPI, Boni Hargens: Jokowi Tepat Jadi 'Penasihat Agung' Presiden Prabowo
- PSI Perorangan Kendaraan Politik Anyar Jokowi? Pakar Bilang Begini
- Sebut Partai Perorangan Sudah Diadopsi, Jokowi Ingin Membesarkan PSI?