Pengamat Minta Metode Pelajaran Agama Dibenahi

Di sisi lain, guru besar Universitas Islam Negeri (UN) Syarif Hidayatullah Jakarta Bambang Pranowo menjelaskan bahwa fenomena intoleransi di kalangan pelajar karena ada kekosongan di beberapa fase soal citizenship.
“Ada kekosongan tentang kewarganegaraan, apalagi tentang Pancasila,” kata Bambang.
Menurutnya, semua pihak harus menanamkan keberagaman yang damai, menggambarkan wawasan kebangsaan dan kebhinekaan kepada para pelajar. “Karena hal-hal positif itu harus ditanamkan sejak dini,” kata Bambang.
Guru besar senior ini mencontohkan soal Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). “Konsep-konsepnya sebenarnya baik, namun karena sangat indoktrinatif, P4 dihilangkan,” kata Bambang. Padahal semestinya, harus tetap ada, hanya segi-segi negatifnya harus dihilangkan. (jos/jpnn)
JAKARTA – Pendidikan agama dan seleksi guru agama lebih realistis dibenahi agar pelajar tidak bersikap radikal. Pedoman Penghayatan dan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Penjurusan IPA, IPS, Bahasa di SMA Berlaku Mulai Tahun Ajaran Baru
- FH UKI dan Universitas Sevilla Jalin Kerja Sama di Bidang Riset dan Akademis
- Mendikdasmen: Tunjangan Guru Honorer Non-Serdik Tidak Dihitung dari Januari
- Program Lampu Belajar: Anak Sekolah di Desa pun Berhak Menjadi Cerdas
- Berkontribusi untuk Dunia Pendidikan, FKS Inspire Beri Pelatihan Skill untuk Guru dan Siswa SMK
- Waka MPR Dorong Pengembangan Kompetensi Berkelanjutan Bagi Guru Harus Dijalankan