Pengamat Minta Metode Pelajaran Agama Dibenahi
Di sisi lain, guru besar Universitas Islam Negeri (UN) Syarif Hidayatullah Jakarta Bambang Pranowo menjelaskan bahwa fenomena intoleransi di kalangan pelajar karena ada kekosongan di beberapa fase soal citizenship.
“Ada kekosongan tentang kewarganegaraan, apalagi tentang Pancasila,” kata Bambang.
Menurutnya, semua pihak harus menanamkan keberagaman yang damai, menggambarkan wawasan kebangsaan dan kebhinekaan kepada para pelajar. “Karena hal-hal positif itu harus ditanamkan sejak dini,” kata Bambang.
Guru besar senior ini mencontohkan soal Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). “Konsep-konsepnya sebenarnya baik, namun karena sangat indoktrinatif, P4 dihilangkan,” kata Bambang. Padahal semestinya, harus tetap ada, hanya segi-segi negatifnya harus dihilangkan. (jos/jpnn)
JAKARTA – Pendidikan agama dan seleksi guru agama lebih realistis dibenahi agar pelajar tidak bersikap radikal. Pedoman Penghayatan dan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dirjen GTK Berharap Tidak Ada Kesalahpahaman soal Orprof Guru
- Inilah Urgensi Revisi UU Sisdiknas, Ada soal Ranking 60 dari 61 Negara
- Terobosan Kemendikdasmen di 2024: Guru ASN PPPK & PNS Bisa Mengajar di Sekolah Swasta
- Lewat Kegiatan Ini, Para Mahasiswa Dibekali Wawasan Tentang Kepabeanan dan Cukai
- Mengenal Veve, Sosok Dosen yang Menginspirasi Generasi Muda
- Ribuan Siswa Sekolah Tiga Bahasa Berlaga dalam Porseni PERSTIBI II 2024