Pengamat Minta Pemerintah Siapkan Skenario Matang soal Transisi Energi
jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Energi Widhyawan Prawiraatmaja mengatakan bahwa skenario transisi energi dan sumber daya alam mineral berbasis Environmetal, Social, and Governance (ESG) perlu perencanaan yang matang.
"Perlu analisa bagaimana jika tidak bisa mencapai target, misalnya net zero yang sudah di canangkan dan apa dampak itu," ujar Wawan sapaan akrabnya pada Focus Group Discuss Pertambangan, Senin (10/1).
Menurut Wawan setiap institusi, perusahaan, bahkan negara memiliki resiko tersendiri terhadap ESG.
Misalnya, Wawan mencontohkan yang paling sederhana adalah akses terhadap pendanaan.
"Rp 350 triliun per tahun kata Sri Mulyani, siapa yang mau bayar, apa generasi berikutnya," ujar Wawan.
Dia juga menyebut jika nantinya ESG dianggap berisiko, maka otomatis pendanaan yang dinginkan akan berbiaya tinggi.
"Ujung-ujungnya kan uang ya, negara harus membiayai semua terkait transisi energi menuju ke arah net zero emission dan sebagainya," ungkap Wawan.
Wawan menegaskan bahwa hal tersebut bukan sekadar ancaman melainkan kesempatan yang harus diambil terutama oleh pihak-pihak yang mengembangkan energi terbaru.
Pengamat Energi Widhyawan Prawiraatmaja meminta pemerintah menyiapkan skenario matang soal transisi energi.
- Pembangkit Minihidro HGI Berkontribusi untuk Lingkungan dan Tingkatkan Ekonomi Lokal
- Iswar Membayangkan Kota Semarang jadi Pusat Pengembangan Ekonomi Jawa, Ini Alasannya
- PNM dan PIP Dorong Petani Perempuan Terampil Finansial
- Soal Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang, Yoyok Sukawi Punya Strategi Tembus 7 Persen
- Terbitkan 2 Izin NPPBKC, Bea Cukai Jember Tegaskan Legal Itu Mudah dan Nyaman
- Prospek Industri Kimia Meningkat, ICIIS 2024 Kembali Digelar