Pengamat Nilai Media Asing yang Sebut Diplomasi Prabowo 'Putus Asa' Sangat Tendensius

Pengamat Nilai Media Asing yang Sebut Diplomasi Prabowo 'Putus Asa' Sangat Tendensius
Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, di Gedung Putih, Washington DC, pada Selasa (12/11). Foto: dokumentasi Biro Pers Istana Negara

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyoroti artikel media asing asal Inggris, The Economist yang membahas lawatan Presiden Prabowo Subianto ke China dan Amerika Serikat.

The Economist menyebut Prabowo ‘putus asa’, karena kunjungan kerjanya beberapa waktu lalu itu menimbulkan pertanyaan tentang arah politik luar negeri Indonesia.

Disebutkan pula bahwa politik luar negeri Indonesia di bawah Prabowo berpotensi kehilangan jati dirinya sebagai negara yang selama ini netral dan independen.

Menurut Khairul, artikel itu cenderung tendensius, kurang berdasar, dan mengabaikan kompleksitas diplomasi itu sendiri.

“Menurut saya artikel itu sangat tendensius. Tudingan kebijakan luar negeri Indonesia di bawah Presiden Prabowo berpotensi mengorbankan netralitas dan kemandirian tidak hanya kurang berdasar, tetapi juga mengabaikan kompleksitas diplomasi yang dijalankan oleh Indonesia,” kata Khairul kepada wartawan, Rabu (4/12).

Dia menyampaikan kunjungan Prabowo ke beberapa negara, seperti China dan AS adalah bagian dari upaya memperkuat posisi Indonesia di dunia internasional.

Langkah Prabowo ini menunjukkan Indonesia tetap memperjuangkan kepentingan nasionalnya, bukan terjebak dalam pengaruh negara tertentu.

“Kunjungan luar negeri Prabowo, yang mencakup berbagai negara dengan tujuan berbeda, tidak bisa disederhanakan sebagai sekadar pencarian pengakuan atau upaya untuk menyenangkan negara tertentu,” ungkap Khairul.

Pengamat Khairul Fahmi menilai artikel media asing yang menyebut diplomasi Prabowo 'putus asa' sangat tendensius dan kurang berdasar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News