Pengamat: NKRI Harga Mati, Bukan Harga Jual

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat hukum Andri W Kusuma mengatakan sudah seharusnya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ditinjau ulang. Itu dikatakan Andri menanggapi lima warga negara Tiongkok yang ditangkap satuan Keamanan Pertahanan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta, pada Selasa (26/4).
Para pekerja proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) itu ditangkap saat melakukan pengeboran di wilayah Lanud Halim Perdanakusuma.
"Atau kalau perlu (proyek kereta cepat-red) dibatalkan," ujar Andri di Jakarta, Rabu (27/4).
Menurut Andri, Halim merupakan kawasan militer strategis yang harus dijaga. Dia mengatakan, masuknya WNA ke kawasan itu secara tidak langsung bisa membahayakan negara. Proyek kereta cepat itu, sama saja dengan memberikan lahan Halim kepada negara lain.
"Masuknya warga negara Tiongkok ke Halim Perdana Kusumah patut dicurigai dan ini berbahaya," tegas Andri.
Dia mengambahkan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati yang harus dijaga. "NKRI harga mati bukan harga jual," tegas Andri. (boy/jpnn)
JAKARTA - Pengamat hukum Andri W Kusuma mengatakan sudah seharusnya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ditinjau ulang. Itu dikatakan Andri menanggapi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Talenta Unggul Mampu Memperkuat Hilirisasi Pertambangan
- Harga Emas Melonjak, Didimax Buka Edukasi Trading Gratis
- Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Kanwil Bea Cukai Jakarta Beri Fasilitas TBB ke Perusahaan Ini
- Melahirkan Ahli Keuangan Investigator Jadi Strategi IAPI Menjaga Kepercayaan Publik
- Telkom Tutup 2024 dengan Kinerja Positif, Pendapatan Konsolidasi Sebesar Rp150 Triliun
- HUT ke-50 TMII, Bank Raya Hadirkan Kemudahan Transaksi Untuk Para Pengunjung