Pengamat: Pascadebat Capres Ketiga di Pilpres 2024 Menguntungkan Ganjar-Mahfud

“Namun, tiap medsos juga ada karakter user-nya. Misalnya TikTok yang sedang laris manis memang sebagian besar digunakan Gen-Z dan milenial. Facebook rata-rata para boomers. Instagram lebih mayoritas pada milenial dan sebagain Gen-Z,” ujar Alvin.
Konten harus beresonansi dengan preferensi para pemilih sehingga menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk memilih capres-cawapres tertentu.
Satu kekuatan media sosial adalah efek echo chamber. “Sekali terpapar dengan sebuah konten paslon tertentu, maka rekomendasi konten berikutnya bisa saja memperkuat konten yang sudah ditonton. Saya.tidak meragukan, media sosial harus diberdayakan para paslon untuk meraup suara dan kunci kemenangan di pemilu atau Pilpres,” ujar Alvin.
Sebelumnya, Calon Wakil Presiden Mahfud MD giat berkampanye di sosial media.
Dia memiliki program Tabrak Prof Dan menggunakan kata-kata gaul, seperti bestie.
“Sekarang saya menyesuaikan diri. Saya bukan lagi Hakim, tetapi harus bicara dengan masyarakat, Maka, acara seperti ini (Tabrak, Prof!), ya kami adakah untuk bicara-bicara apa yang lagi tren lewat TikTok, YouTube, macam-macam,” ujar Mahfud.(fri/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Surokim Abdussalam mengungkapkan kondisi terkini pascadebat capres ketiga di Pilpres 2024 akan menguntungkan paslon nomori 3 Ganjar - Mahfud.
Redaktur & Reporter : Friederich Batari
- Peserta Sespimmen Menghadap Jokowi, Pengamat Singgung Dugaan Keterlibatan Polisi Pada Pilpres 2024
- Penghapusan Kuota Impor tak Menggangu Target Pemerintah untuk Swasembada Pangan
- Soal Evakuasi 1.000 Warga Gaza ke Indonesia, Pengamat Beri Catatan Kritis Buat Pak Prabowo
- Pengamat Respons soal Pemprov Jakarta Buka 4 Rute Baru Transjabodetabek
- Aset BUMN Tak Cukup Tutupi Utang, Pengamat: Ini Tanda Bahaya Serius
- Fajar Alfian Minta Maaf Atas Ucapannya kepada Simpatisan Anies