Pengamat: PDIP Dianggap Gagal jika Menjauhi Presiden Jokowi
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Andalas Asrinaldi menanggapi sikap beberapa kader PDIP yang mengkritik Presiden Jokowi terkait penanganan pandemi Covid-19.
Menurut Asrinaldi, jika kritik tersebut dimaksudkan untuk menjauhi Presiden Jokowi maka PDIP akan terlihat gagal mengader pemimpin nasional dan hal itu akan jadi preseden buruk.
“Jika kritik dianggap meninggalkan Jokowi itu, mungkin mereka (PDIP) tidak sependapat," kata Asrinaldi kepada JPNN.com, Jumat (5/8)
Menurut dia, kesalahan yang dilakukan terkait penanganan Covid-19 tidak dalam konteks yang kritikal.
“Persoalan kebijakan (penanganan Pandemi Covid-19) yang tidak pas, sebenarnya hampir terjadi di semua negara," kata dia.
Dosen Ilmu Politik Universitas Andalas itu berpendapat kritik Puan Maharani Cs itu wajar agar pemerintah memberi perhatian lebih terhadap penanganan Covid-19.
Asrinaldi menilai kritikan tersebut bisa jadi sebagai strategi partai berlambang banteng moncong putih itu untuk mendongkrak popularitas Puan Maharani yang belakangan ini hanya menyebar baliho.
Dia menyebutkan masyarakat Indonesia membutuhkan perhatian dari semua partai politik terkait penanggulangan bencana non alam.
Pengamat politik dari Universitas Andalas Asrinaldi menilai jika PDIP menjauhi Jokowi maka akan membuat partai itu terlihat gagal mengader pemimpin nasional.
- Ingatkan PDIP Konsisten soal PPN, Misbakhun: Berpolitiklah secara Elegan
- Bukan Menyalahkan Prabowo soal PPN 12 Persen, Deddy Singgung Rezim Jokowi
- PKB Sentil PDIP soal PPN 12 Persen
- Perihal Kenaikan PPN 12 Persen, Pengamat: PDIP Harus Bertanggung Jawab
- Deddy PDIP Yakin Pemberedelan Pemeran Lukisan Yos Suprapto Bukan Perintah Prabowo, Lalu Siapa?
- Versi Legislator PDIP, PPN 12 Persen Masih Bisa Diubah Pemerintahan Prabowo