Pengamat: Pemerintah Bingung Tentukan Arah Pendidikan

Pengamat: Pemerintah Bingung Tentukan Arah Pendidikan
Siswa SD. Foto: Jawa Pos Group/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji pesimistis program sekolah lima hari bisa terlaksana pada tahun ajaran 2017/2018.

Apalagi program tersebut belum disosialisasikan kepada seluruh stakeholder, terutama kepala daerah, lintas kementerian, organisasi guru, dan lainnya.

"Saya lihat pemerintah senang sekali membuat masyarakat bingung dengan program pendidikannya yang berubah-ubah. Sepertinya pemerintah kebingungan menentukan arah pendidikan," kata Indra di Jakarta, Minggu (18/6).

Dia menyebutkan, program sekolah lima hari dan 40 jam untuk guru dalam sepekan di sekolah, berpeluang besar gagal lantaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tidak punya sekolah, murid, dan guru. Yang punya hanyalah pemda dan Kementerian Agama.

"Bagaimana bisa jalan bila banyak kepala daerah yang menolak pemberlakuan Permendikbud 23/2017 tentang Hari Sekolah dan PP 19/2017 tentang Guru," ujarnya.

Semestinya, lanjut Indra, Kemendikbud harus berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) selaku induk semangnya kepala daerah. Seluruh program pendidikan bisa jalan bila ada‎ political will dari kepala daerah.

"Yang bisa memerintahkan sekolah lima hari jalan ya kepala daerah. Yang terjadi di lapangan, gubernur membuat surat edaran kepada wali kota/bupati agar tidak menjalankan program tersebut. Kalau sudah begitu bagaimana bisa jalan programnya," paparnya. (esy/jpnn)


Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji pesimistis program sekolah lima hari bisa terlaksana pada tahun ajaran 2017/2018.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News