Pengamat: Pengesahan RUU TNI Jadi Warning Bahaya Deligitimasi Kekuasaan Pemerintahan Prabowo

Pengamat: Pengesahan RUU TNI Jadi Warning Bahaya Deligitimasi Kekuasaan Pemerintahan Prabowo
Pengamat hukum dan politik Dr Pieter C Zulkifli mengatakan pengesahan RUU TNI menjadi UU memantik perdebatan panas di tengah masyarakat. Ilustrasi - Prajurit TNI. Foto : Ricardo/JPNN.com

Kedua, kata dia, mendekat ke rakyat dengan mengedepankan model kepemimpinan yang lebih membumi. Prabowo bisa memeluk dengan cinta dan melindungi hak-hak rakyat yang seringkali dipermainkan oleh oknum-oknum yang serakah.

"Jangan hanya sibuk dalam rapat dan euforia kepemimpinan, tetapi juga harus turun langsung merasakan aspirasi rakyat," katanya.

Dia melanjutkan ketiga adalah menjaga komunikasi politik yang baik. Jangan sampai orang-orang terdekat Presiden Prabowo justru menjadi beban polilik, misalnya kader Gerindra harus lebih berhati-hati dalam berbicara di ruang publik agar tidak menimbulkan konflik kepentingan.

Berikutnya keempat ialah menjaga jarak dari oligarki yang bermain dua kaki. Dia berpendapat ada banyak pengusaha besar yang saat ini merasa tidak nyaman dengan gaya kepemimpinan Presiden Prabowo.

Mereka takut kebijakan Presiden Prabowo menggangu kepentingan bisnis para pejabat yang telah lama berkolaborasi dengan para pengusaha hitam. Hal Ini bisa menjadi faktor yang membuatnya dijegal dan adanya upaya pembusukan di lintas lembaga untuk mendelegitimasi pemerintahan Prabowo.

Pieter Zulkifli menekankan seluruh penyelesaian persoalan rakyat pada akhirnya akan mencatat bagaimana Prabowo sebagai Kepala Negara dapat mengelola dinamika politik tersebut.

Jika mampu bertindak cerdik dan tegas, maka dia bisa keluar dari jebakan delegitimasi dan membuktikan bahwa kepemimpinannya bukan sekadar perpanjangan dari rezim sebelumnya.

"Namun, jika lengah, maka skenario kegagalan bisa menjadi kenyataan lebih cepat dari yang diduga," tegas Pieter Zulkifli.(fri/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

Pengamat menilai Pengesahan RUU TNI menjadi UU oleh DPR menempatkan Presiden Prabowo sebagai mantan jenderal berada di persimpangan sulit.


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News