Pengamat: Perlu Penelitian Potensi Ancaman Baru Gempa Sumbar
”Untuk mengetahui lebih dalam tentang sesar-sesar di Selat Mentawai ini diperlukan penelitian seismic marine. Penelitian seismik ini biasanya dilakukan melalui joint research dengan negara asing. Sebab biayanya besar sekali,” katanya.
Badrul sendiri pernah mengikuti joint research Indonesia-Perancis dalam proyek SUMENTA I dan II tahun 1990-1992. Penelitian tersebut menemukan sesar Mentawai yang sejajar dengan sesar Semangko di daratan Sumatera.
”Penelitian SUMENTA tersebut tidak sampai melakukan lintasan di selat. Karena itu penting sekali dilakukan penelitian tentang sesar di selat ini. Siapa tahu ada sesar yang tidak sejajar dengan sesar Semangko dan Mentawai, tapi justru berarah ke Sumatera (barat),” jelasnya.
Kalau itu terjadi, kata Badrul, maka berarti ada ancaman baru atau ancaman tambahan terhadap wilayah Sumbar.
”Tapi jika nanti hanya ditemukan sesar mendatar yang sejajar dengan sesar Semangko dan sesar Mentawai, maka insya Allah itu tidak berbahaya. Artinya tidak ada sumber ancaman baru. Yang ada hanya ancaman dari Megathrust Mentawai saja,” ujarnya. (cr23)
Plt. Kepala Stasiun Geofisika BMKG Padangpanjang, Fajar Dwi Prasetyo menyebutkan, hingga pukul 18:00, belum terjadi aktivitas gempa susulan.
Redaktur & Reporter : Budi
- Dini Hari, Sumatera Barat Diguncang Gempa
- Jelang Ramadan, BWA & LWNT Salurkan Ribuan Al-Qur'an untuk Korban Gempa Sumbar
- Waspada Gempa Kuat di Mentawai, Warga Pesisir Diminta Cari Tempat Aman dari Tsunami
- Taspen Serahkan Bantuan Ratusan Juta Rupiah untuk Korban Gempa Sumbar
- Kombes Satake Ungkap Kondisi Terkini Pasbar dan Pasaman Pascagempa Bumi
- Gempa Pasaman Barat, Korban Meninggal Dunia Bertambah